Sunday, April 01, 2007

Kritik

Kritik apapun adalah sesuatu yang diperlukan untuk mengoreksi dan mawas diri terlepas dari mana kritik itu berasal, jika bersifat membangun “ ambil”. Dan jika suasana hati panas atau menciut saat menerima suatu kritikan, mungkin juga saatnya belajar untuk menata hati, mengendalikan emosi, boleh jadi hati panas dan ciut, tapi saatnya belajar menganalisa dengan kepala yang dingin. Mampukah??

( …penggalan tulisan di file pribadi….)

*****

Pagi ini, saya tercenung di depan Komputer membaca sebuah Imel bersubjek ‘ Maaf ya Dik” sebuah imel yang membuat rasa hati terharu biru, sebuah bahasa yang seakan menyentuh ruang terdasar dalam jiwa ini. Sederhana bahasanya tapi mengena, mengingatkan saya akan rentetan hari yang terlewati belakangan ini. Gundah dan gulana, saat saya merasa diri adalah sebuah kota kubus bersisi enam, dan sebuah kritikan adalah suntikan vitamin, yang entah mengapa seakan datang bersama ke pada keenam sisinya.

Ingin rasanya meronta, “ Oh janganlah hantam sisiku bersamaan, bisakah bergantian,? Aku tak kuasa menahan jarum kecil itu menusuk di saat bersamaan”. Tapi itu tidak mungkin, setiap sisi mungkin tak akan tahu sisi yang lainnya, bukanlah salah yang datang, salah kekuatan kubus untuk menerima suntikan di setiap sisinya yang terlalu lemah. Suntikan vitamin adalah untuk membuat kubus itu makin sehat, makin tegar, walau harus meriang dan demam dulu, tapi semuanya adalah untuk kebaikan. Jika semua sisi dihantam berarti penelaahan dan koreksi secara menyeluruh harus dilakukan, bukankah itu suatu hal yang seharusnya diharapkan.

Imel pagi ini, membuat rangkaian rasa yang kadang lurus kadang kusut, mengurai perlahan. Terima kasih ya Allah, Terima kasih kakak, engkau ajak saya bangkit dan melangkah lagi, menyingkirkan segala rasa yang tidak pantas dibawa, memulai hari baru dengan doa, cita dan cinta. Semoga saya bisa ikuti jejakmu, berlayar di lautan kumpulan aksara yang bermakna menuju-NYA.

***

Setulus terima kasih buat seorang Kakak, yang telah bersedia berbagi banyak hal dengan adikmu ini, ntar ajarin saya bahasa jawa ya, biar gak bengong dengar pada ngobrol jawa. Semoga Mbak selalu berjaya, dalam karya dan Ibu dan istri yang bahagia dalam rumah tangga. Amin….

Sejujur terima kasih buat mbak seorang lagi, yang semalam dan setiap saat rela menasehati adikmu, maafkan sering saya membantah, selalu ingin dimengerti, tapi sulit mau mengerti. terima kasih untuk nasehat dan petuahmu, selalu mengingatkan untuk selalu dekat dan mengingatNYA dalam suka dan duka, sedih dan bahagia, dalam lena dan terjaga. maafkan ego dan narsis diri ini. Tetaplah berhati bidadari, yang mengajarkan kebeningan hati, menjaga kelurusan niat, kepasrahan dan kerendahan hati.

No comments: