di sini aku marajut benang-benang peristiwa menjadi lembaran kain cerita sebagai pakaian kata kata penutup duka perhiasan ceria
Thursday, December 31, 2009
Langkah Waktu
setapak demi setapak terus malaju
meninggalkankan apa saja yang telah dilaluinya
tak hiraukan ragu yang gelayuti kalbu ia tak akan mau menunggu
Langkah waktu
satu demi satu melambaikan tangan padaku
tak kuasa kutarik dalam genggaman yang gemetar oleh risau tak terucap
ketika salah membungkah gundah di muara resah
satu cahaya di dalam kaca pecah berderai sudah
ketika aku tak kuasa untuk tengadah...
Langkah waktu
terus berlalu
ia tak mau menunggu hatiku yang membeku
....
...
...
...
...
Duhai Pemilik Waktu
ampuni aku...
""""" Ketika tahun telah berlalu "
Wednesday, November 25, 2009
Pelangi Selepas Subuh
membentang di langit barat Sumatera
seolah ia ingin menyapa hatiku yang tengah rusuh
menghiburku dengan kumpulan keceriaan titian warna
mengajak jiwaku menari di tangga-tangga bias cahaya
Pelangi selepas subuh
di ambang batas hitam dan putih
ketika malam telah berpamitan
dan siang mulai membuka jendelanya
warna warni itu tersenyum " duhai hati jangan lagi berduka ".
Padang-Pariaman, 26 Nov 2009.
>.. malam tadi aku nginap di Padang menjemput beberapa barang-barang perlengkapanku, hingga pagi ini aku harus berangkat ke tempat kerja di Padang Pariaman dari Padang, Pak sopir kantor menjemputku lebih awal menurutku, jam lima pagi ia sudah menelpon, janjiku padanya adalah jam 5:30, hasilnnya aku harus buru-buru, mempersiapkan segalanya
Rekan-rekan yang lain kerja menggunakan mobil yang lain yang berangkat lebih lambat dariku, jadilah aku sendiri dan pak Supir membelah dingin suasana selepas subuh. Pak Supir tak banyak bicara seperti juga aku yang mungkin juga tidak terlalu banyak bicara terutama dengan orang-orang yang baru kukenal, biasanya aku berangkat dengan mobil yang lain.
sepanjang perjalanan Pak supir memutar lagu Nike Astria, lagu lagu yang kusuka waktu SD dan SMP. aku tenggelam dalam lamunan kusendiri, mungkin jiwaku saat itu tidak berada di mobil itu, terbang kemana dunia pikiran membawaku.
Di tengah perjalanan saat aku mengalihkan pandang ke sisi Barat, ke arah lautan, aku melihat dua bentangan pelangi yang begitu indah, Alhamdulillah, saat aku benar benar merasa sendiri Yang Maha Kuasa mengijinkanku untuk melihat pesona keindahan alam ciptaanNya. " Tetaplah indah duhai pelangi, hiburlah setiap hati yang tengah sunyi "
Tuesday, November 17, 2009
lucu kah??
dr jkt 4:01 PM
ke pdg 4:01 PM
nenangin diri ke kalimantan 4:02 PM
eh balik lg ke pdg 4:02 PM
ini adalah penggalan komentar teman di YM hari ini, aku pikir-pikir iya lucu juga cerita hidupku seperti sebuah lembaran-lembaran yang beberapa bagian di skip dan akhirnya berbeda-beda.( jika begini akan begini, jika begitu akan begini)... aku juga tak menyangka...kisah mobile ku kemana mana akan begini... dulu sewaktu aku resign bekerja dari Jakarta, aku memutuskan menenangkan pikiran ke kampung halaman, dan ternyata tempat kerja itu malah menawarkan kerjaan di kampung halamanku sendiri, selama project itu juga, aku harus sering mobile kemana-mana, terutama Bengkulu, Jakarta, Jogya dan Bali(perjalananan yang cukup memberi pengetahuan baru, untuk orang kampung seperti aku).
Setelah project itu pindah aku menolak untuk ikut pindah karena beberapa alasan, walau saat itu aku sadar, aku telah melepaskan kesempatan untuk menjadi seorang konsultan analis. Karena merasa bingung harus melakukan apa di rumah setelah berhenti kerja dan pusing juga menghadapi sesuatu dan atas dorongan keluarga besar aku memutuskan menenangkan diri di Kalimantan, melihat suasana baru, atau malah menemukan kehidupan baru, mumpung masih ada waktu, kapan lagi aku melihat Kalimantan. tiba-tiba saat aku menunggu kepastian sebuah pekerjaan, yang sebenarnya sangat aku inginkan, tiba-tiba aku malah dipanggil pulang kembali untuk bekerja di projectku yang lama dan minta kepastian hanya dalam hitungan hari.
Meski bukan posisi yang ditawarkan dulu yang sekarang aku jalani, dan juga bukan gaji yang ditawarkan dulu yang akan aku terima, tapi ada satu niat yang bisa aku pegang, aku kembali ke project ini untuk bisa ikut membantu kampung halamanku sendiri yang telah tertimpa bencana. aku bisa lebih dekat dengan orang-orang yang aku cintai Ayah Bundaku dan sanak sodaraku yang lain.
Kini pekerjaan utamaku adalah accounting, semoga aku bisa menjalani dengan baik... dan apapun kekuranganannya yang kini aku rasakan, cukup bagiku sebagai tanda bahwa hidup selalu harus ada tantantangan.
( dari semua alasan alasanku mobile kemana-mana aku juga punya alasan pribadi, yang tak bisa aku ungkapkan, cukup aku saja yang tahu....)
Wednesday, October 21, 2009
Thursday, September 17, 2009
Pinta II
di antara dua kata
dan engkau memilih " tiada"
apalah daya
kehendak hati kupendam saja.....
Sunday, August 23, 2009
pinta
atau datanglah ke duniaku
bila perlu lebur duniamu dan duniaku menjadi satu dunia yang baru
hingga resah dan ragu
tak lagi jadi rintihan tertahan
yang sering menyesakkan di gerbang-gerbang kegelisahan
tapi semua hanyalah pinta
di sudimu jua semua menyata ataukah tiada...
Di atas tanah tak berpasak, Aug 2009, 22;51 WITA
Tuesday, August 11, 2009
Hilang
aku ingin menghilang
agar pedih itu tak lagi membuatku goncang
hingga bimbang itu terbuang
melayang dan terbang
: tapi itu terlarang
hidup
harus kuhadang
jalanku singkat ataukah panjang?
sakit ataukah senang?
gelisah ataukah tenang?
dalam ramai dalam lengang
aku harus sanggup berjuang
aku tak boleh hilang
: hingga maut menjemputku pulang
di atas tanah tak berpasak, AUg 2009
Thursday, August 06, 2009
Rembulan
bersinar di langit yang bersih
setelah disapu hujan
diiringi satu bintang kecil
yang berkilau bersemu merah
awan tipispun seolah segan menutupi keindahanya
;;;; ach kawan mari menatap bulan bersamaku;;;;;
:::: benar benar indah...:::::
19:39 WITA...Balikpapan..
Saturday, August 01, 2009
diary satu malam
Semalam saya berjalan-jalan mengelilingi kota Balikpapan bersama ke dua keluarga kakak-kakak saya Uda Pad dan Uni Wati, beserta ponakan-ponakan saya yang tengah lucu-lucunya. Setiap saya melihat wajah ponakan perempuan saya “Hana”, saya jadi geli sendiri, wajahnya seperti cerminan wajah saya ketika masih kecil, kok bisa?, entahlah apa karena Bapaknya, sepupu tertua saya ini, dulu sering menjadikan saya sebagai lelucon di masa kecil, hingga sekarang putrinya mewarisi sebagaian dari lelucon lelucon itu.
Dulu, saya belasan tahun menjadi bungsu dalam keluarga besar, kakak kandung, kakak-kakak sepupu dan sodara-sodara angkat saya. Selama itu pula saya diperlakukan sebagai Anak Bawang oleh pasukan kakak-kakak ini, di satu sisi disayangi, di sisi lain juga tak henti dikerjai, direcoki. Hidung saya yang pesek pernah menjadi korbannya, semua kakak-kakak saya berhidung mancung, jadi kata mereka hidung saya adalah pembelokan keturunan sehingga harus diluruskan, harus dibuat mancung dengan dipencet atau ditarik, diurut-urut batang hidungnya, saya yang masih kecil dan masih terlalu polos menurut saja ingin pula punya hidung mancung, akhirnya semua tangan-tangan jahil itu menjadikan hidung saya sebagai sasarannya, tak ayal lagi, hidung saya sampai berdarah-darah dan kesakitan.
Akhirnya semua kena marah besar, semua diangggap Bodoh, mengapa membuat hidung adik sendiri berdarah hingga berceceran di lantai, saya juga dianggap bodoh kenapa mau menurut saja ( ach waktu itu manalah saya tahu, mana yang bodoh mana yang pintar, sekolahpun mungkin belum, sedang sekarangpun saya masih sering merasa ‘tak pintar’jika terlalu vulgar menyebutnya dengan kata “bodoh”).
Kakak tertua itu merantau ke sini, mungin saat saya masih kelas 2 atau 3 SD. Menaiki Kapal Laut Kambuna di Teluk Bayur, sebuah kapal yang sangat besar menurut saya pada waktu itu. Sudah adat orang Minang mungkin “ jika dikampuang baguno balun, elok marantau badan dahulu “. Banyak orang minang menganggap jika ingin mencoba hidup penuh tantangan membutktikan eksistensi diri cobalah merantau, meski kadang menurut saya sendiri orang yang berani tinggal di kampong adalah orang yang juga berani menantang berbagai tantangan, karena hidup di kampong juga tak mudah, harus benar-benar siap berlapang dada, sabar dan penuh tenggang rasa, berani menghadapi segala anggapan baik dan buruknya dari masyarakat dan berdamai dengan segala kondisi dan keadaan. Berani menata hati ketika dipuji atau malah dicerca.
Kadang juga terjadi benturan pemikiran akibat, perbedaan sudut pandang orang antara perantau dan yang tinggal dikampung. Dulu saya pernah mendengar keluhan para perantau yang menyatakan orang di kampung suka menganggap orang rantau mapan, banyak uang sehingga seenaknya saja minta ini dan itu ke orang rantau. Tapi kadang hal ini juga tak juga patut disalahkan, buktinya banyak perantau yang memandang kesuksesan ketika mereka mampu membawa keberhasilan dalam bentuk materi pulang. Membangga-banggakan diri dikampung halaman, sudah begini sudah begitu di rantau. Membangun rumah besar-besar di kampong, kemudian hanya akan menjadi pajangan begitu saja, Tapi apakah itu yang disebut kemapanan?.
Setiap orang mugkin punya sudut pandang sendiri tentang kemapanan, jika yang mengganggap kemapanan adalah materi, maka jadilah mereka orang-orang yang akan berlomba mengumpulkan materi sebanyak-banyak, puaskah mereka? Atau hanya akan diperbudak oleh rasa kecanduan pada harta, semakin banyak semakin merasa kurang, entahlah mereka sendiri yang bisa menjawabnya. Sedang dari sudut pandang yang lain “ Janganlah mengukur tinggi dari tumpukan materi, semua kan tampak rendah dari sudut pandang budi…” siapakah yang akan setuju?.
Amak dulu sering berpesan ‘ kekayaan itu letaknya di hati, merasa cukup dengan yang ada, tenang dengan kesederhanaan, tidak risau ketika kurang, pandai berbagai ketika berlebih,’ mungkin ini adalah petuah yang telah usang, tapi bagi saya inilah adalah kekayaan yang harus selalu dijaga, oh Bunda mampukah anakmu seperti harapmu?a
Kini, langkah kaki membawa saya ke tanah ini “ Kalimantan”, tanah yang dulu saya tanyakan seperti apa dan di mana?, ketika kapal laut membawa sepupu-sepupu saya berlayar ke sini?. Dulu saya menolak ikut project pekerjaan ke Manado, kini saya pergi ke Balikpapan. andai boss dulu itu tahu entah apa komentarnya, meski penolakan dulu telah membuat dia marah, ditawari gaji dan posisi tinggi, malah menolak dan memilih memulai dari nol lagi. Mungkin itu adalah sebuah keputusan yang ‘ Tidak Pintar’, kata Tuan-tuan yang selalu menghina saya dulu “ sok idealis, sok tak butuh uang, sok suci “ meski mungkin mereka akan lebih merdeka tanpa adanya saya di project itu. Jujur saja keputusan itu saya buat atas dasar “as female I feel not safety”, naluri perempuan yang tidak merasa nyaman. Apapun imbalannya saya tidak mau memaksakan diri jika naluri sudah memberi tanda-tanda “ warning”. Walau secara logika, saya telah melepaskan sebuah kesempatan besar, tapi biarlah, hidup harus memilih, dan setiap pilihan punya resiko tersendiri, dan kini saya harus menghadapi resiko keputusan itu.
Betah kah di Balikpapan? tanya kakak-kakak saya,berapa lama saya akan di sini, sebulan, tiga bulan, enam bulan, bertahun? Jalani saja. Apa tujuan datang kesini?, menghindari sesuatu di kampung ?sekedar jalan-jalan?Mencari Kerja, Biarlah waktu yang akan menjawabnya……..
Tulisan ini tak bisa dilanjutkan… dua ponakan saya sekarang datang ke sini…. Hana… gigi dan lesung pipitnya bikin saya ngakak……si UUR kecil is coming………
Wednesday, July 29, 2009
haru
ketika suaramu bunda, menyeruak ruang rinduku
belum berbilang hari berlalu
dadaku telah disesak haru ingin segera memelukmu
Bunda
jarak kembali merentang panjang antara ragaku dan ragamu
tapi aku akan selalu ingat pesanmu " tak ada perpisahan untuk jiwa yang diikat cinta"
Bunda
jiwa ragamu telah engkau jadikan benteng
untuk selalu melindungiku
agar aku tak pernah terluka oleh gelombang kata-kata
di dadamu semua meredam saja
Bunda
aku selalu bertanya dan mencari apa yang membuatmu bahagia
tapi engkau selalu berkata " buatlah dirimu bahagia Nak, karena kebahagianmulah yang sesungguhnya membuatku bahagia"
Bunda
untukmu " aku ingin bahagia "
Balikpapan selepas magrib...
Saturday, July 25, 2009
Wednesday, June 10, 2009
Cahaya
cahaya itu akan selalu ada
tak akan pernah meninggalkanmu
selama engkau percaya
................
Monday, May 25, 2009
Merindu hujan
aku merindu hujan
yang meneteskan rintik bening
agar bumi ini tak kian risau
di tengah gerah musim kemarau
Friday, May 22, 2009
sayap sayap patah
kepakkan sayap mencoba lincah dan terarah
menghindari tajamnya celah karang melukai tubuhku yang telah pernah berdarah
dan dengan susah payah rentangan waktu kujadikan pembalut resah
..... tapi tetap saja, sayap sayapku patah......
di bumi kemarau yang tetap hijau, mei 2009
Friday, April 17, 2009
Lovely Song
-------------------------
The sweetest dreams I've dreamed with you
You're my sunshine when troubles made me blue
I'am so alone now that you're gone
I didn't mean to hurt you, come back where you belong
Yes I know I know I'm gonna loose you
But my shoes keep running back to you
Cause they know, there'll never be another
There will never be another you
(Baby baby baby.. how I love you(?))
Still I go, that same old way
where we walk together and kiss the night away
Only a fool could let you go
My world is so empty, come back I miss you so
Thank you to anonymous who give me this song(i never know who you are)... i have searched this song for long time... and i wanna dedicate this song just for 'you' where ever you are.....I pray for your success..
laut
seolah hari ini engkau cemberut
mengajakku berduka
di bawah mendung langit pesisir barat
dan birumu berubah kelabu
laut
seakan engkau ajak aku menangis
bersama tetesan hujan gerimis
basahi hatiku yang teriris
serasa disayat sembilu tipis
laut
suara gelombangmu terdengar sumbang
menggoda hati yang bimbang
goyah diayun gamang
tapi laut
sesungguhnya engkau masih cantik
secantik hari kemarin petang
hanya mataku memandang
tengah berkaca mata bimbang
Pdg. 17 april 2009
Tuesday, April 07, 2009
Duhai Laut, Kala aku memandangmu II
Laut
riak riak kecil menari di permukaan hamparan biru
awan awan putih membubung tinggi
meninggalkan lukisan kejernihan warna serumpun biru
gumpalan awan seakan tak hendak menahan hasrat mentari bercermin air
yang rindu pantulkan kemilau rona cahaya
dan lautan berkilau berubah warna
arus ombak terhalau angin berkejaran di tengah lautan
membentuk garis garis putih di kejauhan
melengkung, memanjang seperti goresan aksara yang memudar
sebelum sempat terbaca alam
helai helai daun kelapa diam terpaku
seolah tengah mempersilahkan cahaya surya memaknai setiap hijaunya
cicit cicit burung kecil yang bersembunyi di bawah dedaunan
menjadi irama di tengah hari
anak anak kecil berlarian
riang bermain ombak yang datang dan pergi menemui pantai
seakan tak terusik dengan panasnya mentari
yang tengah menjadikan bayang bayang mereka tidak tinggi
**** Padang, tengah hari, 8 april 2009, dari jendela kantor sementara,,, luatan itu membentang.. menyegarkan mata dan diri****
Monday, April 06, 2009
Duhai Laut, Kala aku memandangmu
Perahu kecil warna warni berbaris indah di pasir pantai
Lautan lautan luas beriak abu abu
Dan awan putih tebal menghalangi sinar mentari tuk jadikan airnya membiru
Di tengah sana
Sauh kecil mengapung menjauh
Merentang jala panjang di tengah siang
Dan kumpulan lelaki bertudung berjajar bersiap menarik tali
Dengan segenap harap ikan-ikan kan turut serta seiring jala yang ditarik kembali
Nun jauh di sana
Di ujung garis batas tatap samudra
Enam pulau kecil kokoh membisu
Garis putih pantai pasir yang bersih isyaratkan sunyi tak berpenghuni
Di situ awan merendah
Seakan hendak menyentuh lautan
Burung burung kecil
Meliuk di antara hembusan angin yang membelai helai-helai daun kelapa
Riang menutup dan membuka sayap sayapnya di udara
Mereka tengah bertasbih bentuk tali kasih burung burung kecil dan Sang Pencipta
Angin lautan itu
Merebos jendela memasuki ruangku
Menyapa dengan sentuhan dingin di wajahku
“ adakah kau ingat pencipta keindahan yang telah kau lihat ?”
**** Pdg, 11;10 am 7 April 2009….yang terlihat yang terasa dari jendela yang terbuka ****
Thursday, April 02, 2009
Setelah hari hari itu berlalu…..
Kadang saya ingin marah, melawan, membela diri terhadap rasa hati yang serasa dicabik cabik oleh kata kata yang seenaknya saja ruah. Fakta fakta yang begitu mudahnya diputar balikkan dengan mendayunya kata kata tipuan. Harapan sebuah pengakuan kejujuran terlalu sulit untuk diharapkan yang ada hanyalah pertarungan kepentingan. Terjepit di antara kekuatan kekuatan yang seakan siap saling menenggelamkan.
Tapi sudahlah semua sudah tak perlu, sudah berakhir dan kantor telah ditutup satu episode telah selesai……bertanda episode baru akan di mulai…. sudah tak penting apapun penilaian mereka tentang saya, sudah tak guna berontak, tak perlu membela diri. lebih baik menenangkan hati saja yang kian tersiksa oleh rasa sensitive yang berlebihan.
Akhir pekan ini saya akan menghabiskan waktu di rumah, betapa rindunya menyepi di persawahan setelah dua minggu benar benar lelah, tenaga dan pikiran serasa di kuras habis.
*******
*dia menghina “ kampung “… ach Andai kau tahu tuan, betapa menyenangkan menjadi orang kampung seperti saya….
Wednesday, March 18, 2009
Thursday, March 12, 2009
senja (???)
di ujung tepian senja
renung mengapung di alam hayal
dialog dua sisi jiwa yang tak kunjung seiya
hati bersengketa menyisakan siksa tak terbaca
kadang kutakuti waktu yang seakan siap menggulungku
kadang kutakuti kata yang seakan siap mencabikku
diam memberi geram
bicara diamuk tanya
" kemana langkah harus kubawa?"
di ujung tepian senja
mengais jejak goresan tanda
selimut rasa telah menghalagiku memaknai isyarat kisah yang tertera
aku tak mampu membaca tanda tanpa kata kata
betapa kuharap kata meski harus mengenggam luka
dan kini " kemana kata harus kupinta "
*** di sini sini masih ada senja yang bisa ditatap sebelum gulita tiba****
hard days......
Monday, March 09, 2009
Moody
let me write...........( hanya unek-unek)
Suasana hati saya pagi ini langsung berubah tak cerah sesaat saya baru saja sampai di kantor.
Orang-orang itu telah ada di kantor hari ini, setelah hampir sebulan mereka tak di sini. percakapan-percakapan tak sedap mulai mengusik ruang dengar saya. mungkin karena sudah beberapa minggu absen dari telinga percakapan yang berisi olok2an dan hinaan bagi orang lain itu terasa makin tidak menyenangkan. Sebaik apapun orang lain jika tak sejalan dengan mereka rasanya tak akan selamat dari olok-olokan itu. Kasihan rasanya mendengar nama-nama orang lain yang diperolok-olokkan itu, atau lebih tepatnya mereka ini yang kasihan, karena mereka telah menanggung beban dosa orang orang yang diolok-olokan itu
"Tak lama lagi Ur ".....mungkin sebulan atau tak lagi genap sebulan, semoga saya tak lagi mendengar percakapan -percakapan itu, ya Project ini akan pindah ke bagian Indonesia timur dengan base camp di Manado, dan akhir bulan yang lalu saya sudah memberi jawaban untuk tidak ikut ke Manado meski dengan tawaran yang berbeda, cukup bagi saya menyelesaikan kontrak satu tahun di sini (hmmm tulisan tentang ini tak kunjung selesai, semoga nanti bisa diposting), meski setelahnya saya belum punya rencana apa-apa. dan pertanyaan-pertanyaan tentang itu mulai berdatangan kepada saya " Apa rencanamu Ur? " in deeply heart i just could answer '"I don't Know " .
haruskah mood pagi ini menjadi tak baik karena kehadiran orang orang ini? orang-orang yang dari awal berjumpa hingga sekarang tabiatnya tak pernah berubah. alangkah lemahnya hati ini membiarkan mereka jadi alasan merusak cerahnya pagi, padahal diri adalah pemilik hati yang seharusnya mampu mengatasi pasang surutnya rasa. " Benahi saja hatimu Ur! "
hmmm. saya nikmati saya menatap layar PC, masih ada sisa pekerjaan minggu kemarin yang saya tempel di sisi kirinya agar pagi ini saya tak lupa mengerjakannya, ketika project harus berakhir jangan ada pekerjaan yang tidak selesai. " Just enjoy your time, Ur ! "
*** pagi di Padang, 10 Maret 2009 ***
Thursday, February 26, 2009
Rinai di Kotaku
Di sela tetesan rinai pagi ini
Di helai-helai rerumputan hijau yang tersenyum dibelai gerimis
Adakah ia masih berbekas?
Kucari kata yang terserak
Di antara percikan rinai yang mengembun
Di kilauan bulir bening yang turun
Adakah ia masih mengalun?
....... Padang, 27 februari 2009.... sejuknya melihat rinai di pagi hari...
Monday, February 23, 2009
Home Slide
gaptek.... dari tadi saya mengutak atik web slide bikin slide show yang isinya foto foto narsis lagi di rumah, saat saya minta semua keluarga ikut narsis ( Amak, Apak Uda, Uni Syamil dan sepupu Devi) tapi sayang akhirnya saya bingung tak tahu cara mempostingnya di blog ini. Hiks..... cuma bisa dibawa export ke friendster.....
*** Uni meiy slidenya hanya bisa di liat di friedster.... *** Bingung Mode ; ON
Thursday, February 19, 2009
Mencuri waktu II
Matahari bersinar redup, mungkin sore ini Jakarta akan disirim hujan seperrti kemarin, saya sedang mempersiapkan laporan, tapi rasanya rasa hati lebih tergoda unutk sekedar menulis beberapa kalimat di blog ini. (mencuri waktu beberapa menit hmmmmm), laporan ini harus selesai... hiks tiba tiba boss calling... Go!!!!!
Wednesday, February 18, 2009
Kotamu III
Siratkan tanda tanya yang tak pernah terjawab
Tersembunyi di balik tabir jendela yang tak pernah terbuka untukku
Dan pintu itu selalu memberiku tanda agar menjauh saat tanganku baru saja hendak mengetuknya
Kotamu
Yang begitu hendak kulupa dengan segala daya yang masih kupunya
Semakin menari membayang dalam mimpi mimpi di ujung malam
Dan saat pejam menjadi jaga semua tenggelam di telan nyata
Kotamu
Tempat terindah kubiarkan hatiku singgah meski aku tahu aku bukanlah undangan yang akan disambut ramah
dan tetap saja saat segalanya tinggal sejarah aku tak tahu kemana harus melangkah
haruskah kurasakan patah sedang semuanya tak sempat merekah
Kotamu
Adalah anugrah
Membawa alam fikirku menjelajah
Yang mengajariku seribu satu hikmah
Untuk tetaplah tersenyum setulus ia mampu damaikan resah
Padang. 18 feb 2008.
Wednesday, February 11, 2009
senja (...)
Selendang senja telah menyentuh bibir malam
angin lautan membelai tanah pesisir yang mulai mengering
belum genap seminggu hujan itu enggan mencurah ke bumi
bumi ini telah terasa berdebu beraroma kegersangan
Mata senja mulai redup dijemput malam
biduk biduk nelayan mulai menjauhi bibir pantai
cahaya lentera biduk di tengah lautan mulai membentuk barisan putih di batas pandang
semoga di sana berhujan ikan meski tiada hujan di daratan.
**** di sini kurindu hujan ****
the hard day, rainy in my heart.......Pdg. 12 Feb 2009
Sunday, February 08, 2009
Siang
Siang telah datang
mentari bersinar terang
terik sinarnya silaukan pandang
dan di sini terasa lengang
meski suara-suara riuh berkoar lantang
dan aku tetap berselimut sepi
karena suara-suara itu bukan suara yang bisa kuajak bicara...............
Padang, 9 January 2009.
*
* baru saja datang,sudah rindu pulang* homesick*
Thursday, February 05, 2009
pagi belum tinggi
Pagi belum tinggi
ketika suasana tak sedap hati
sudah merusak cerahnya pagi
mengundang emosi
Pagi belum tinggi
saat kutahan genang yang hendak tumpah
menahan sesak dada yang tak ingin kalah oleh amarah
karena amarah hanya akan menenggelamkanku dalam resah
dan makhluk-makhluk penggoda akan tertawa melihatku kalah
Pagi belum tinggi
saat kupanjatkan doa penguat hati
" bersihkan hatiku ya Illahi "
*****
mengapa orang-orang suka berbohong? pertanyaan yang mungkin membosankan untuk dijawab, tapi sudahlah setiap orang akan bertangungjawab terhadap apa yang dilakukan, meski telah melakukan banyak usaha untuk mengkambinghitamkan orang lain, tapi ada Yang Maha Mengetahui dan akan memberi penilaian yang Maha Adil, jadi tak perlu lagi dikhawatirkan.......
Wednesday, February 04, 2009
sebelum senja tiba
Ayat Ayat suci menggema dari menara mesjid di seberang sungai,
bertanda ashar akan segera tiba. dan lelah telah datang menjengukku. sudah waktunya kubasuh wajah, sejenak berserah sujud menyembah di hadap Sang Maha Pemurah.......
**** sholat dulu ya.....*****
sebelum senja tiba
Ayat Ayat suci menggema dari menara mesjid di seberang sungai,
bertanda ashar akan segera tiba. dan lelah telah datang menjengukku. sudah waktkunya kubasuh wajah, sejenak berserah sejud menyembah di hadap Sang Maha Pemurah.......
**** sholat dulu ya.....*****
Tuesday, January 27, 2009
Cinta
kemana ia mengembara?
karena di hatiku kini
ia tak lagi bersuara
*** Padang, 28 January 2009 ***
Thursday, January 22, 2009
Tulisan orang lagi kacau ( kesal akhirnya saya mengeluh juga)
Saturday meeting, yang dalam hati saya seperti cari musuh saja, boss meminta untuk ikut memonitor pekerjaan konsultan di Jakarta yang dinilainya lamban. Memonitor pekerjaan orang lain bukanlah pekerjaan yang menyenangkan bagi saya. Para konsultan yang bekerja untuk menghandle project di sini saja sudah bagaikan bara api bagi saya, selalu punya konflict di sana sini, tak pernah akur. Suasana akur hanya kepura-puraan semata di depan saja, sedang di belakang entalah. Sering saya berusaha untuk tidak mau tahu, tapi entah mengapa seakan dinding ikut mendengar dan mengabarkan informasi-informasi itu ( ach Tuan Tuan ternyata kalian masih kurang cerdik dalam berbuat hal hal licik), akhirnya semua bocor sendiri. Ataukah mungkin ini juga kesalahan saya sendiri yang suka bawa perasaan dalam bekerja hingga suasana seperti ini benar benar membuat saya tak nyaman.
Saya tak suka meminta kepercayaan orang lain dua kali, begitu pula kepada boss saya, saya sudah bilang sekali saya kurang sehat, tapi dia tetap keberatan saya tak ikut meeting, dan saya tak akan mengulang lagi meminta pengertiaannya. Saat ini saya hanya bisa berharap semoga saya kuat untuk pergi besok dan setidak-tidaknya tidak collapse di perjalanan.
Entah ini karena rasa kesal atau apa, hari ini saya tak sabar untuk menunggu project ini berakhir dengan kata lain kontrak saya di sini juga ikut berakhir.
Sunday, January 11, 2009
Semalam
Bulan penuh menggantung di langit Padang
Kupandang sambil merenung
Perumpamaan apa yang akan kuberikan
Pada wajah bulan yang begitu rupawan
Adakah hatiku seindah purnama? Ataukah sebaliknya?
Semalam
Langit begitu cerah
Awan seakan memberi ruang pada bulan untuk berbagi cahaya
Pamerkan rona pesona pada setiap mata yang memandangnya
Berapa pasang matakah yang sedang menatapnya?
Semalam
Anganku melayang
Seakan lebih tinggi dari letak bulan
Entah apa gerangan
Simpulan renung yang kuinginkan...
*** semalam dari jendela Bus Damri antara BIM- Padang***
Monday, January 05, 2009
di Kotamu
Di kotamu…
Deru mesiu kembali memburu
Hujan rudal membakar setiap sudut sudut
Dengan seribu dalih merenggut nyawa nyawa saudaraku tanpa memilih
Tak peduli kecaman mereka menghujam kian kejam
Di kotamu
Pintu pintu perbatasan
Benteng benteng kokoh itu bisu tak bersuara
Bungkam seribu bahasa
Diam dalam istana istana tahta dunia
Takutkah kehilangan gemerlapnya singgasana?
Di kotamu
Wajah wajah para syuhada
Tersenyum menatap maut
Tubuh tubuh bersimbah darah
Tengah menghadapkan wajah pada pintu-pintu surga yang lebar terbuka
Tak lagi peduli gerbang perbatasan yang tak kunjung terbuka
Di kotamu
Senyum beku bocah bocah
Terbaring tak akan pernah lagi bersuara
Dan jiwa mereka mungkin tengah berpesta
Di alam yang lain yang tak lagi fana
Tinggalkan dunia yang terlalu sering “ bersimpati sekedar emosi”
5 january midnight in my town. to Palestine