Di kotamu…
Deru mesiu kembali memburu
Hujan rudal membakar setiap sudut sudut
Dengan seribu dalih merenggut nyawa nyawa saudaraku tanpa memilih
Tak peduli kecaman mereka menghujam kian kejam
Di kotamu
Pintu pintu perbatasan
Benteng benteng kokoh itu bisu tak bersuara
Bungkam seribu bahasa
Diam dalam istana istana tahta dunia
Takutkah kehilangan gemerlapnya singgasana?
Di kotamu
Wajah wajah para syuhada
Tersenyum menatap maut
Tubuh tubuh bersimbah darah
Tengah menghadapkan wajah pada pintu-pintu surga yang lebar terbuka
Tak lagi peduli gerbang perbatasan yang tak kunjung terbuka
Di kotamu
Senyum beku bocah bocah
Terbaring tak akan pernah lagi bersuara
Dan jiwa mereka mungkin tengah berpesta
Di alam yang lain yang tak lagi fana
Tinggalkan dunia yang terlalu sering “ bersimpati sekedar emosi”
5 january midnight in my town. to Palestine
No comments:
Post a Comment