Data / Berita Utama
Vika Cikita, Putri Tukang Parkir yang Meraih Nilai UN Terbaik se-Sumbar
Jum'at, 15-Juni-2007, 10:11:43
Telah dibaca sebanyak 295 kali
Kerap Jalan Kaki dari Jati Rumah Gadang ke Sekolah. Kemiskinan sangat dekat dengan kebodohan. Tapi hal itu tak berlaku pada Vika Cikita, siswa SMA 1 Padang, yang ternyata anak seorang tukang parkir di kota ini. Vika mampu membuka mata siapapun, bahwa kemiskinan keluarganya bukan halangan baginya menggapai nilai fantastis di sekolah. Vika berhasil meraih nilai ujian nasional (UN) terbaik se-Sumbar.
Sebuah rumah kayu dan berlantai kayu di Jati Rumah Gadang No VII Kelurahan Jati Kecamatan Padang Timur, ternyata menyimpan mutiara. Jika berkunjung ke kediaman Ridwan dan Indrawati—orangtua Vika—memang cukup sulit menemukannya. Maklum, kita harus berjalan kaki ke lokasi yang disebut warga sekitar Jati Rumah Gadang itu. Rumah itu ditempeli stiker keluarga miskin. Tak ada ruang tamu. Hanya sebuah beranda dilengkapi tiga sofa usang. Jika anda tamu, di sofa usang itulah anda bisa melepas kepenatan. Ridwan dan Indrawati akan menyambut dengan senyuman. Tulus. Disusul kemudian Vika keluar dari kamar.
Di sinilah, Vika Cikita, 17 tahun, anak pertama Ridwan, tinggal dan belajar setiap hari. Vika menceritakan hampir setiap hari dia ke sekolah berjalan kaki. Jika ada ongkos dari bapaknya yang menjadi tukang parkir di kawasan Bioskop Raya Teather Padang, Vika terkadang tetap jalan kaki. Rute Vika jalan kaki ke sekolahnya di SMAN 1 Padang melalui jalan kecil tembus ke Universitas Dharma Andalas di Jalan Perintis Kemerdekaan, lanjut ke Jalan Sudirman melalui belakang rumah Gubernur, dan langsung menuju ke SMAN 1. Ukuran waktunya lebih kurang 45 menit, bahkan satu jam perjalanan.
Walaupun berasal dari keluarga yang tak mampu, dari kecil Vika sudah terlihat cerdas. Itu berkat air susu ibunya. Sang ibu juga tak menyangka. Karena menurut Indrawati sejak kecil Vika makannya tidaklah yang mewah-mewah. Terpenting bernilai gizi, seperti tempe, tahu, telur, dan sayuran. Vika Cikita pun bukan tipe manja dan mudah berpatah arang. Cita-cita digengamnya kuat penuh semangat. Inilah pemicunya. Vika selalu berhasil membuktikan hal itu sejak SD dan SMP. Bahwa ia harus mampu membuat bahagia orangtuanya, walaupun tanpa merengek-rengek ikut les, seperti kebanyakan anak-anak berada.
“Bagaimana mau les, ke sekolah saja Vika berjalan kaki karena tidak ada ongkos. Walaupun begitu Vika tetap harus sekolah, karena dengan pendidikan itulah kita dapat mengangkat derajat kita,” ujar peraih peringkat pertama nilai UN tingkat Sumatera Barat ini kepada Padang Ekspres, sembari meletakkan segelas air putih.Kamu tentu sangat bahagia?
“Iya, Vika langsung sujud syukur pada Allah SWT saat mendengar pengumuman itu.Jujur, Vika tidak menyangka kalau Vika meraih peringkat satu UN. Karena, yang terpenting bagi Vika bagaimana Vika bisa lulus dengan nilai yang baik,” ujar Vika yang lantas membenahi jilbabnya.Yang membuat Vika was-was saat ini adalah apakah ia lulus dalam SPMB atau tidak nantinya dan biaya kuliahnya, walaupun begitu Vika sangat berharap ia dapat kuliah. Hal inilah yang menyebabkan orangtuanya mati-matian mengumpulkan uang agar ia bisa ikut bimbel SPMB.
Sederhana: Vika Cikita (kanan) bersama Ny Indrawati di rumahnya yang sederhana. Wali Kota Padang Fauzi Bahar (Insert) menyanggupi untuk memberi beasiswa bagi Vika hingga tamat.
“Hanya untuk mencari uang Rp250 ribu untuk bimbel SPMB, ayah Vika benar-benar harus banting tulang mencari uang. Makanya Vika benar-benar serius agar lulus, doakan ya, Kak,” tuturnya. Ketika masih kecil, Vika bercita-cita menjadi dokter karena ia ingin membantu orantuanya yang tak mampu. Ayah Vika berpropesi sebagai tukang parkir sedangkan ibunya hanya ibu rumah tangga.Tetapi setelah masuk ke bangku SMA, Vika mulai menyadari keadaannya. Keinginannya untuk masuk Fakultas Kedokteran terasa jauh dari dirinya. “Darimana uangnya, Kak, untuk biaya sekolah ini saja Vika dibantu oleh sekolah,. Jadi, tidak mungkin rasanya jika Vika mengikuti keinginan Vika.
Lalu Vika dianjurkan guru di sekolah untuk berkuliah di UNP dengan harapan agar Vika langsung menjadi guru.Makanya ketika ada program Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) Vika lalu memilih jurusan Fisika UNP.Tetapi sayang Vika tidak lulus di sana padahal untuk beli formulir PMDK saja Vika dibantu guru-guru,” keluhnya dengan mata berkaca-kaca.Ketika ditanya ke depan ia ingin memilih jurusan apa jika hendak kuliah Vika menjawabnya dengan bingung, bukan karena tak tahu jawabannya tetapi karena ia takut biayanya akan memberatkan orangtuanya.”Yang terpenting Vika ingin cari jurusan yang kuliahnya sebentar dan biayanya murah,” tukasnya.
Pergaulan Vika di Sekolah
Guru-guru di sekolah Vika mengaku, perilaku Vika sama sekali tak berbeda dari anak-anak lain. “Tidak ada minder sedikit pun berteman walau kadang ia tak jajan, tak terlihat ia mengeluh pada siapapun. Teman-temannya pun tak melihat sebelah mata pada Vika, mereka malah membantu Vika jika terlihat Vika belum makan atau jika ada acara-acara sekolah, tak segan-segan temannya membantu,” ujar Wakil Kepala Bidang Kesiswaan, Drs.Ramadansyah.
Alumni SMP 5 Padang ini memang sangat rendah hati sekali, walau banyak media yang ingin mewawancarainya.Ia tetap mengatakan bahwa ia takut dibilang terlalu diekspos karena ia belum apa-apa dibanding teman-teman lainnya. Bahkan, ia sangat menghargai teman-temannya yang selama ini membantunya. “Teman-teman Vika sering membantu Vika, jika Vika tidak ada uang jajan. Makanya, Vika tak ingin mengecewakan teman-teman,” tutur Vika. Saat mengetahui keberhasilan Vika, orangtua Vika senang tetapi tak terlalu kaget karena memang dari kecilnya Vika termasuk anak yang cerdas dan kreatif.
“Ketika kecil, Vika sering diundang menyanyi di pesta pernikahan atau acara-acara kelurahan. Dandanannya pun tak kalah dibanding penyanyi-penyanyi cilik lainnya.Tetapi, hobi Vika ini terhenti saat ia mulai SMP mungkin karena ia tahu keadaannya,” tutur ibu Vika, Indrawati (41).Ibu Vika sangat berharap agar ada pihak nantinya yang membantu biaya sekolah Vika. “Jujur, saya tak mampu membiayai kuliah Vika nantinya. Tapi, saya tak pernah mematikan harapan dan keinginan anak saya.Mudah-mudahan ada jalannya,” tutur Indrawati.
Wako Ulurkan Kasih
Saat berita ini ditulis, Padang Ekspres mendapat telepon dari Wali Kota Padang, Drs. Fauzi Bahar, M.Si. Subhanaullah, ternyata kabar luar biasa datang dari orang nomor satu di Kota Padang itu, Fauzi Bahar menyanggupi untuk membiayai kuliah Vika hingga ia tamat. “Dimanapun Vika nantinya kuliah, saya akan membiayainya hingga ia menamatkan kuliahnya. Silahkan Vika ingin kuliah di mana,” tegas Fauzi. (***)
******
bravo lora.. Tulisanya Ok. tak salah mendapat prediket ms. Metodelogi waktu kul
*****
Hidup sederhana bukan halangan untuk menjadi yang terbaik.. Bravo VIka maju terus....gantungkan cita setinggi bintang di langit...
****
BAGI SANAK SUDARO DI MANO SAJO BARADO. KOK LAI ADO NAN TAGARAK ATI UNTUK MANOLONG KELANJUTAN PENDIDIKAN VIKA.SILAHKAN HUBUNGI. www.padangekspress.co.id
2 comments:
bakaco2 baconyo ur. salut utk vika. kalau orang berhaisl dg fasilitas lengkap, itu sudah biasa ya, tapi dg keterbatasan? Itu hebat...
insya Allah moga berhasil ya vika!
Berita ko ado pulo di Metro TV.
Biaya kuliah nan samakin mananjak, jadi banyak urang nan mesti kehilangan harapan.
Mudah2an siswa2 harapan bangsa tu diberi kemudahan.
Post a Comment