Matahari kecilku
Hari ini
Dua tahun genap usiamu
Telah lihaikah berlari?
Telah lincahkah bermain?
Telah lancarkah mengeja kata?
Di sini hujan turun basahi bumi
Sederas rindu ingin melihat wajah mungilmu
Mengenang tingkah lakumu yang lucu
bersarung kecil kopiah mungil
gerak gerik lugu ikut sembayang
ikut bersuara saat azan berkumandang
meski bunyi suara belumlah jelas
ach… serasa badan ingin pulang
matahari kecilku
dari jauh kuhantar doa
semoga kini dan juga nanti
jadi mentari ayah bundamu
jadi penerang dalam gulita
penyejuk mata pendamai jiwa
dalam cahaya jalan lurus-NYA
To: My lovely nephew Syaamil S
Hari ini ponakan saya di kampung ulang tahun, rindu sekali ingin melihatnya, apakah sekarang ia sudah bisa bicara dengan lancar, lebaran kemarin masih cadel, ia memanggilku Tek Uur, Cuma lidahnya yang masih cadel Cuma bisa memanggil Tek tanpa bisa bersuara dan hanya bisa mengeluarkan bunyi U’U. lucu jika dipanggilnya begitu, bagi saya seperti sebuah panggilan kesayangan saja darinya.
Kata uda sifatnya rada mirip dengan saya waktu masih balita. Jika sedang merajuk suka sembunyikan wajah ke arah dinding sambil menangis tersedu-sedu tanpa suara, benarkah saya seperti itu waktu kecil? Saya sendiri juga tidak tahu, tapi jika benar malu dan lucu juga jadinya jika dibayangkan. Jika ponakan saya juga punya tingkah seperti itu berarti turunan dari eteknya ini ( hehehehe), menangis kan boleh meratap dilarang, anggap aja prakteknya seperti itu ( hmmm ini hanya pembelaan diri saja).
No comments:
Post a Comment