Thursday, September 25, 2008

malam itu


Apakah engkau mencari malam itu?
seperti aku menunggunya
Apakah engkau telah bertemu dengannya?
sedang aku terlewat dalam pejam yang nyata

Ataukah ia tlah berlalu?
meninggalkanku yang merindu


"Entahlah.. Mengapa Hati ini cemas ketika Ramadhan berkemas pergi....."
" Adakah mungkin setahun lagi ruh ini masih menempati raga ini?"


senja

senja
ajakku mengeja
setiap rasa
tak terucap kata
*
*
*

Monday, September 22, 2008

Home Alone

Jam kantor telah membolehkan pulang tapi malas beranjak pulang. No body at home, Ya..selama di padang saya tinggal di rumah Etek. Tapi sering saya ditinggal sendiri, Etek dan keluarga lebih suka pulang dan tinggal di rumah baru mereka di Payakumbuh apalagi sejak mendapatkan new baby. hari kerja Pak etek yang cukup fleksibel juga sangat mendukung untuk tidak sering tinggal di Padang.

Untunglah ini komplek perumahan asrama yang sering juga dianggap Sarang Singa di pinggir pantai Padang, hingga relatif lebih aman dan tidak terlalu menakutkan meski harus sendiri walau jika terbangun kadang ada juga perasaan ngeri.(I am scare).Jarak antara rumah yang rapat dan tidak terlalu luas serta tetangga yang baik dan ramah juga cukup mengobati rasa hati.

Rumah ini tidak jauh dari kantor dengan berjalan kaki hanya butuh beberapa menit saja, benar-benar sangat dekat, hingga hal ini mengurungkan niat yang kadang-kadang timbul untuk ngekost saja. lagi pula kontrak kerja di Padang hanya setahun rasanya juga nanggung. Dulu sewaktu saya memutuskan pulang dari Jakarta, tak pernah terbayang saya akan kembali bekerja untuk pihak asing yang menangani bencana lagi, tapi nasib berkata lain, sesuatu yang tak pernah terpikir menghampiri kota ini.( hidup adalah misteri, jadi jalani dan nikmati setiap kejutannya,pahit jadikan obat, manis adalah nikmat)

Nomaden, sering juga saya lakukan, tapi sayang rumah sodara-sodara, yang lain relatif jauh dari tempat kerja, Nebeng tempat sepupu juga sering,.But to day So just enjoy Home Alone. Menikmati debur ombak dari teras rumah, menikmati mentari yang menyentuh laut kala senja hendak berganti malam. nikmati gemuruh debur ombak saat sunyi telah merajai malam.

Thursday, September 18, 2008

Mengambarkan diri. ( NARSIS MODE:ON )

Iseng pagi ini saya dapat forwardtan dari Mbak Elda isinya:

"FWD: gambarkan aku dengan 1 kata. hanya 1 kata. kirim jawabannya padaku lalu kirim pesan ini ke teman2mu dan lihat jawaban aneh dan mengagumkan tentangmu. bales ya, karena ini sangat seru."

Karena rasanya seru saya juga forward ke teman teman di list YM jawaban beragam tapi seru. Ini saya copy paste dari tanggapan teman-teman di list.


1. Pemalu :D
2. Rajin
3. pemerhati
4. perasa
5. penyambung
6. friendly
7. baiak
8. cerewet
9. cerdik....
10. 1 kata ttg mu: baik
11. seperti kertas putih ( Ini bukan satu kata)
12. setia
13. pipit
14. sederhana
15. Baek
16. imut2

next apalagi ya.....?????

just for happy fun...

( Hmmm ada yang protes, saya malas ngedit tulisan :D)


Padang, 10:51 Am 19 September 2008

Tuesday, September 16, 2008

Curhat Panjang Kisah Semalam





“ Bubar wak lah Uni “
“ Bubar??... apo tuh Bubar?”
“ Buka Bareng Uni.. Iih Uni ko indak tau.”
” Ooooo.. Bubas tuh ”
’’ iyo Ni.. awak awak sajo uni, Ii, Suci sadang siko kini ni, kami sadang rami”
” ondeh lamaknyo rami lai, Uni sorang sorang di Muaro, adih .. di ma wak bukonyo? ”
“ tasarah uni lah.... di ma rancak ?”
“ yee.. kok tasarah uni.. Vi jo Ii nio di ma?”
“(rada ribut)..... Uni kecek Ii nyo taragak di KFC,”

Ini percakapan saya dengan adik sepupu beberapa hari yang lalu via telpon, akhirnya kemarin kami bisa juga mengadakan buka bareng, meski tak seperti yang direncanakan dan terdapat hal- hal di luar prediksi Alhamdulillah berjalan lancar.


Ada dua sepupu saya dari pihak Ayah yang sekarang sedang kuliah di Padang, yang satu sudah tingkat tiga di IAIN, yang satu lagi si bungsu masih mahasiswa baru di UNAND, jadi dia baru dua minggu jadi anak kost di Padang ( hmm baa rasanyo diak ??). satu lagi sodara saya yang juga baru jadi mahasiswa baru di IAIN.




Karena permintaan si Bungsu ingin bubarnya di KFC, saya langsung setuju, meski sebenarnya saya tidak begitu menyukai makanan cepat saji, saya menyukai masakan ala kampung, terutama yang dimasak Ibunda. tapi sekarang saya harus belajar menjadi seorang kakak, harus bisa menghargai permintaan seorang adik dan mengalah sepanjang permintaan itu wajar. Saya senang punya kesempatan menjadi seorang kakak saat ini, alangkah inginnya dulu saya mempunyai seorang adik, hingga sewaktu kecil saya sering dibodoh-bodohi orang sekampung yang mengatakan adik itu bisa dibeli di tempat Ibu Bidan, akibatnya saya yang masih kecil pergi sendiri ke tempat Ibu Bidan ingin membeli adik, Ibu Bidannya juga malah mengikuti apa kehendak saya, masih teringat dan terbayang bagaimana dia membukakan lemari obat-obatan dan mengatakan adiknya sudah habis, jadi saya tak bisa punya adik ( lelucon yang jika dingat,malunya masih terasa, jika diukur sekarang betapa bodohnya saya dulu, tapi tentu tidak begitu jika diukur dari nalar anak kecil yang belum sekolah saat itu). Meski tak ada adik kandung saya sangat bersyukur sekarang diberi kesempatan menjadi kakak dari adik adik sepupu saya.

Sesuai rencana, kami akan bubar di KFC yang ada di PA karena menurut Dhevie tempatnya tidak seramai yang di dekat Ambacang, Saya langsung dari tempat kerja dan mereka dari kost. Saya sampai di sana sekitar jam setengah enam, saya sampai lebih awal, sambil menunggu saya lewat di depan KFC itu, saya telah melihat beberapa orang duduk di sana menunggu waktu berbuka dan masih banyak kursi yang kosong, dalam hati waktu itu saya hanya berfikir orang-orang itu begitu berniat buka, masih lama sudah duduk disana, ya di Padang waktu magrib sekitar 6:30 jadi masih satu jam lagi. Saya memutuskan menunggu adik adik saya sambil melihat-lihat di lantai dasar. Akhirnya saya dapat telpon Dhevi memberi tahu kalo mereka sudah sampai di Pasaraya sebentar lagi akan pergi ke PA dan plus minta ” Uni bookinglah dulu tampek di KFC tuh, beko panuah urang rami, Asa patang buko di situ rami juo keceknyo”.

Saya mengikuti saran adik dan lansung ke sana, ternyata semua kursi di sana sudah terisi, saya tercengang padahal baru beberapa menit yang lalu saya lewat di depannya dan masih banyak kursi yang kosong, waktu saya menanyakan masih adakah kursi yang kosong untuk empat orang, ternyata sudah tidak ada. Ternyata pikiran pertama tadi tentang orang-orang yang telah duduk di sana salah.

Saya telpon sepupu memberi tahu hal itu,akhirnya kami memutuskan buka puasa di Taman Imam Bonjol saja di sana ada pasar Pabukoan, pasar kaget selama ramadhan. Di sana saya lihat wajah adik adik yang sepertinya bingung mau buka puasa di mana, sambil bercanda kami berfoto-foto ria “inilah wajah-wajah adik-adikku yang kecewa “ . Ternyata banyak orang yang berbuka puasa di taman itu, seperti tempat picnic keluarga duduk di atas tikar yang telah disediakn oleh beberapa penjual di sana. Pas Azan suasana terasa nikmat dengan empat gelas teh poci becampur cincau, kami duduk di bangku taman di bawah pohon beringin. Selepas itu kami sholat di Mesjid Taqwa Mumahammadiyah pusat kota Padang yang tidak jauh dari Taman Iman Bonjol. Mungkin inilah hikmah kenapa tempat di PA penuh agar kami bisa sholat dulu dan kemudian baru makan dengan tenang tidak terburu-buru mengejar waktu sholat magrib.




KFC Ambacang, tempat yang awalnya dielakkan menjadi tempat makan kami, sudah banyak kursi yang kosong, karena orang yang berbuka sesi pertama telah selesai. Akhirnya kami makan dengan tenang dan keinginan si Bungsu terpenuhi meski awalnya sempat terancam batal, saya kenal watak si bungsu Ii, jarang meminta, tapi sekali meminta berarti itu adalah keinginannya sungguh-sungguh. Dia hanya akan diam dan tidak banyak protes jika keinginannya tak terpenuhi.

Selesai makan semua terlihat kenyang, makanan cepat saji memang bikin cepat neg, mencoba itu perlu sebagai perbandingan saja kalo ternyata makanan yang diracik sendiri itu lebih enak.


Pulangnya kami harus misah, awalnya saya kira Ii akan ikut di kost Devi ternyata ia punya kelas pagi harinya, katanya ini pertama kalinya dia pulang malam. Saya sangat cemas, inikah yang dirasakan oleh ibu saya dulu, saat Beliau tidak mengijinkan saya untuk melanjutkan pendidikan di pulau jawa selepas dari SMA, cemas melepas gadis remaja cangung seorang diri di kota besar yang jauh dari keluarga.( Maafkan anakmu Bunda, dulu mungkin saya tak mengerti akan arti kekhawatiran itu). Jika Ii bukan anak baru dan ini bukan pertama kali baginya mungkin saya tak akan merasa cemas dia pulang naik angkot sendiri ke kostsannya di sekitar Kampus Unand. Tapi dia baru dua minggu tinggal di Padang, dan dia juga bukan Dhevi yang sedikit-sedikit bisa juga beladiri. Saya hanya bisa berdoa dalam hati ” Ya Allah lindungi adikku” sambil menepis pikiran-pikiran kekhawatiran di kepala. Saya pesan jika sudah sampai tolong kirim SMS. Alhamdulillah saya sangat lega ketika mendapat SMS darinya setelah dia sampai.

Saya menginap di tempat Dhevi karena saya janji padanya akan membantu membuat file presentasi power point. Habis tarawih sendiri-sendiri dengan mata lima watt saya membantu dhevie membuat tugasnya. Jika masalah tugas dan pelajaran, mungkin saya tidak mau asal memenuhi keinginan seorang adik, saya ingin mereka bisa mengerjakan sendiri dan mampu membuat dan mengerti hingga pengetahuan itu berguna bagi mereka nantinya, meski itu akan meminta waktu dan tenaga saya lebih banyak dari pada mereka minta saya mengerjakan sendiri dan mereka tinggal terima, tapi bagi saya itu sama saja halnya saya membodoh-bodohi adik sendiri. Saya ingin mereka jadi orang pintar bukan bodoh. Alhamdulillah Dhevi juga tipe orang yang tidak mau asal terima beres saja, dia suka berjuang untuk bisa.

Hal ini juga yang saya terapkan dulu saat mengajar adik adik dan anak-anak di kampung saya, saya juga menerapkan prinsip seperti itu, mereka harus berjuang untuk mengerjakan apa yang menjadi tugas dan kewajiban mereka. Ilmu itu mahal, tapi kemahalan tak selalu berarti uang, mahalnya ilmu oleh perjuangan ketekunan untuk mempelajarinya lebih saya hargai, seseorang yang berjuang akan mengerti nilai dari hal yang diperjuangkannya. Saya tak keberatan siapapun anak yang ingin datang belajar ke rumah saya, terbuka bagi siapa saja, selama mereka punya keinginan kuat untuk belajar saya akan mengajar sejauh yang saya bisa, saya senang dengan kehadiran mereka.

Karena mata telah terlalu mengantuk kami sepakat tidur, katanya dia sudah mengerti tinggal mempercantik berdasarkan kreasi pribadinya. ( Good Luck Vie)


****

Uni Meiy, Iko ado pic yang tampak wajah baru malam Uni*

di balik awan

wajah ini
ingin kusembunyikan
di balik awan dalam gumpalan
karena kumalu
mengurai kiasan


***

Wednesday, September 10, 2008

Foto Iseng




Isengnya yang ngambil foto........, hmmm pagi ini saya blogwalking ke blog teman teman di www.palanta.org, tiba tiba saya jadi tersenyum senyum malu melihat foto sendiri sedang meringkuk, geli menahan tawa, iih isengnya nih orang ( “ Hey jangan ada yang jadi malinkundang di sini “) saya ingat kata kata itu dilontarkan seorang teman waktu saya meringkuk menahan rasa sakit di kepala. Sewaktu perjalanan hiking panjang 17 Agustus itu berakhir di Pantai Air Manis Padang, di pantai yang terdapat batu legenda Malinkundang yang sedang meringkuk. Tapi saya tidak tahu jika ada yang mengambil gambar saat itu.

Sesampai di pantai itu setelah melewati pendakian dan penurunan dan menikmati pemandangan alam yang begitu mempesona, saya benar benar merasakan nyeri luar biasa di kepala. Mungkin karena saya sudah lama sekali tidak pernah ikut hiking, dan hiking ini juga aksi nekat mendadak tanpa persiapan dengan stamina yang sebenarnya tak stabil. Sehari sebelumnya saya masih belum memutuskan ikut meski kata hiking begitu menarik hati saya. Awalnya enggan karena tidak banyak teman yang saya kenal di Palanta ( hmmm saya nggak pernah ikut kopdar :D, hmm tapi ada sekali waktu acara book fair di Padang). Saya senang akhirnya sebuah konsep komunitas yang pernah dibicarakan dengan uda Max dan Cici dulu akhirnya terbentuk juga.

Untunglah waktu itu cici setuju juga untuk ikut, setelah sedikit meminta dan membujuk, jika dia tidak ikut saya juga tidak ( dan juga sokongan dari Uda Max.. ” Dasak sajo cici ikuik Ur ” masak cici nggak ikut ). Tapi kata pasti akan ikut baru didapat pagi pas akan berangkat otomatis benar benar tanpa persiapan. Peserta lain tengah mengikuti lomba photography sehingga semuanya membawa kamera. Sepertinya hanya saya yang waktu itu tidak tertarik untuk mengabadikan lukisan lukisan keindahan alam waktu itu. Tapi sebenarnya bukan tak berniat, Hp saya tak sempat di charge karena semalam listrik mati sehingga tak bisa digunakan pagi harinya. Hingga cukuplah pemandangan pemandangan saya tangkap dengan kamera lensa mata yang akan langsung ditransfer ke dalam memori agar tersimpan abadi. Saya juga bukan peserta lomba jadi semua tak masalah, niat awal juga hanya ingin HIKING.

Hiking, sudah lama tidak mengikuti, saya benar-benar ingin menguji kemampuan diri, masih sanggup atau tidak, setahun terakhir kondisi kesehatan tubuh cukup menurun, hingga harus beberapa kali berkawan dengan rumah sakit padahal saya sangat tidak menyukainya. Nasehat keluarga yang selalu saya ingat, perasaan jangan terlalu halus, lihatlah badan makin kurus, tak baik terlalu perasa, badan sendiri yang menderita. Pandanglah semuanya dengan tenang, santai rileks. Jawab saja semua apapun yang datang dengan senyum dan canda ria. Ach ingat waktu itu sepertinya saya orang yang sangat bermasalah padahal belum tentu saya punya masalah, padahal banyak orang diluar sana yang dirundung masalah bertubi-tubi tenang-tenang saja, jadi malu sendiri :D. Sedangkan bukanlah hidup jika tak punya masalah, kenikmatan itu akan terasa saat mampu menyelesaikan masalah.

Akhirnya meski merasa sangat capek dan kepala serasa mau pecah, saya sangat bahagia bisa menyelesaikan hiking itu dan esoknya saya sudah segar lagi dan harus lembur turun ke lapangan melihat kondisi gedung-gedung pemerintah di kota Padang, jadi capek waktu itu tidak masalah dan tidak berpengaruh, saya menganggapnya saya masih bisa. Selanjutnya keinginan-keinginan lain sudah bermunculan dalam kepala saya saya ” Hiking kemana lagi ya??”. Serasa mimpi-mimpi masa lalu yang tidak kesampaian ingin diwujudkan. Musim apa, masa pabila, mimpi-mimpi itu kan jadi nyata?

****

Thank to this picture, pic ini membuat penyegaran pagi ini membuat saya tertawa meski di kantor pagi sudah ada berita yang tidak mengenakkan. Kadangg saya bingung sendiri kantor yang kecil ini, tak henti dililit masalah, ada ada saja kejadian yang kadang tak masuk akal. Seperti cerita opera sabun saja. Mungkin juga ada pengaruh perbedaan latar belakang, dari orang-orang yang berkumpul di sini, ada wajah-wajah asia timur, ada wajah eropa, ada wajah minang, jawa, betawi, setiap wajah memiliki keunikan masing-masing yang tidak jarang berseberangan. Hal-hal sepele yang seharusnya tak ada menjadi topik utama. ( ach lebih baik lupakan saja) Kerjakan pekerjaan..!!!

Tuesday, September 09, 2008

goresan pasir




Goresan pasir
Buat darahku berdesir
Segenggam yang pernah kutitipkan
pembangun istana mungil di atas awan

hanya desir angin
kini terdengar ringan
membuka menutup goresan-goresan di atas pasir




**** Pasir Putih di Ujung Selatan Sumatera***