Rangkaian melati, tersusun indah di jambangan-jambangan ruangan besar itu, karpet merah bercorak bintink- bintik kuning hijau halus membungkus seluruh rantai ruangan. Furniture kayu mewah menghiasi seisi ruangan. Dinding berlapis kayu coklat menambah kesan megah ruang itu, ya sebuah ruang tunggu……
Sejam sudah waktu berlalu, pintu kayu itu tak kunjung jua terbuka, pertemuan penting mungkin sedang digelar di sana, sementara di ruang ini wajah wajah disekeliling terlihat mulai resah, dan mulai sibuk ramai dengan perbincangan yang tak lagi kumengerti, aroma rangkaain melati itu telah menarik mata dan hatiku untuk tak lagi peduli ucapan ucapan yang kadang bertentangan dengan nurani, rangkain melati yang berada tepat disampingku berpadu daun daun palm dan ranting ranting hijau yang tak kukenal namanya menyelam dalam air bening di jambangan kaca.
Biarlah…. biarkan saja apa kata mereka, tak usahlah aku ikut menyimaknya yang hanya akan membuat rasaku terluka, sungguh aku tak rela negeri ini dicerca....biar kunikmati aroma bunga yang segarkan jiwaku, Aroma putih bunga melati perlambang putih suci ketulusan negeri ini, yang mungkin saja saat ini masih tertutup awan awan sengketa. Tapi esok awan itu akan luruh bersama hujan berkah sehingga mentari leluasa bersinar di langit yang telah bersih. Saat itu ada meski entah pabila…….
Terima kasih rangkain melati, engkau hibur aku saat sendu itu menjengukku. I Like so Much...
** pengalaman menunggu di ruang itu, hmmm siapakah perangkai melati di ruang itu? **
No comments:
Post a Comment