Bunda
Maafkan aku
Hingga kini, aku tak mampu
Wujudkan mimpimu
Melihat cahaya di mata-ku
***
Gerimis subuh hantar minibus itu melaju, tinggalkan kotaku yang masih kelam dan basah, fajarpun masih bergelung di balik timur, dingin memberi salam dengan tusukannya yang tajam, dan aku kian terpejam terbayang seraut wajah penuh cinta menatapku sendu, terngiang satu kalimat yang kemarin petang yang seolah menyisir habis seluruh relung ruang di hatiku. Kurasakan tubuhku berguncang, ini bukan gelombang, tapi bumi jiwaku bergoyang. Oh Bunda... akukah.???? Penyebab genangan risau di matamu???.
Teringatku akan harapan sederhanamu yang terucap saat tangan tangan kasihmu menyentuh damaikan gemuruh di jiwaku dulu ” Aku hanya ingin melihat cahaya di matamu Nak...”
Minibus abu-abu kian melaju, meliuk di tiap tiap kelokan jalan di antara Merapi dan Singgalang yang masih samar di balik remang. Aku kian larut dalam pikiran yang melayang gamang, satu kalimat yang slalu kepegang berdentang dari detak lubuk hati
” aku ingin melihat orang-orang yang kucintai bahagia ”dan kini ku tak tahu bagaimana caranya....
*
*
*
* Jika memandang dengan cinta setiap kekurangan akan terlihat sebagai sesuatu yang sudah seharusnya ada, i just wanna say I Luv U Mom....*
*** Subuh Tadi di sepanjang jalan PYK-BKTTGG-PDPJ-PDPR-LA-PDG***
No comments:
Post a Comment