Sebelum taman itu ada
Telah kudengar sebuah kisah
Tentang putih sucinya melati
Tentang semerbaknya wangi melati
Hanya dari cerita dan sketsa tak berwujud
Belum kulihat belum kurasa, hanya angan membayangkan
Tapi telah mampu jadikan hati berjanji
Kuhanya inginkan melati tumbuh di taman itu
Hingga
Merahnya mawar bagiku berduri
Walau kelopaknya selalu rekah
Indah sakura bagiku fatamorgana
Walau dipetikkan sebagai hadiah
Cerahnya teratai bagiku sementara
Kuncup kembali setelah mentari pergi
Kuntum kamboja bagiku duka
Walau ditanam dalam bejana
Deretan tanya pernah kudengar
“ untuk apa taman tanpa bunga ?”
Dalam diam slalu kujawab
“Hanya untuk melati”
Jika
Langkah arah dan waktu membawaku
terhenti tertuju pada sebuah jendela
Jendela yang membawa mataku menemui sekuntum melati
Mekar mewangi di sebuah taman yang jauh dari pandang
Walau selayang mampu kupandang
Salahkah aku luluh?
Salahkah aku bersimpuh?
Walau ragu hati kelabu, selalu kugenggam tanya, "sudikah melati, ku tanam di taman hati?"
Melati
Jika kini kukabarkan
Tentang, merahnya mawar, indahnya sakura, cerahnya teratai dan kamboja
Hanya kuingin engkau tau
Bagiku engkau yang terindah
Putih yang tak pudar
Wangi yang tak akan hilang walau hari telah berganti
jkt nov 22
No comments:
Post a Comment