Rintik Hujan di waktu pagi
riang bersyukur pipit bernyanyi
selagi matahari masih sembunyi
pipit tenggelam di lautan padi
mengecap nikmat karunia Illahi
bersama hujan turunkan rizki
sudah saatnya pertani berbagi
di sini aku marajut benang-benang peristiwa menjadi lembaran kain cerita sebagai pakaian kata kata penutup duka perhiasan ceria
Thursday, November 30, 2006
Wednesday, November 29, 2006
Pahamkah Engkau Tentang Rindu?
Saat malam larut engkau kalut
Tak boleh untuk bersujud
Hati gundah jiwa resah
Tak bisa membaca firman Cinta-Nya
Ingin bersua ingin berjumpa
Sekedar menyebut nama-Nya pun tak bisa
Pahamkah engkau tentang rindu?
Saat pakaian taqwa harus kau lepas sebelum masuk gapura
Sedang jiwamu menjerit duka duka ingin berhijab selamanya
Mengertikah engkau akan rindu?
Saat kau terlarang mendekap Cinta-Nya
Saat engkau ingin terhenyak berlabuh
Ombak laut menerjangmu ke tengah badainya
Matamu merindu pantai, ragamu dipenjara badai
Aku memandang Sang Cinta di atas awan
Berselimut cahaya nan benderang
Kurindu untuk selalu bersama-Nya
"Tenanglah" bisik hatiku
"Sang Cinta selalu bersamamu"
"Memelukmu setiap saat"
"Tunaikan tugas dan kewajibanmu di buana fana"
"Sebelum engkau merindukan Cinta, Cinta sudah merindukanmu lebih dulu"
"Sebelum engkau ingin memeluk Cinta, Cinta sudah memelukmu terlebih dulu"
Berada dalam dekapan Cinta, yang lainnya terasa sama
suka dan duka
tiada berbeda……..
Jakarta, 29 November 2006 at 10.00 a.m.
Written by Pipit Padi & Lu'lu'
*********
yang berlabuh dalam agama Cinta. Puisi ini aku tulis dan dijawab oleh seorang sahabat setelah digabung jadinya begini. Ya yang telah terlahir dalam agama Cinta kadang terlupa arti merindu, untuk mempertanyakan dan mengkritik diri sendiri sejauh mana memahami rindu. Thank You atas ceritamu sahabat pertanyaan itu pun muncul.
continued....
puisi ini, dulu adalah hasil pertanyaan seorang sahabat, yang membuat aku tercengang sekali, seorang gadis mualaf bertanya padaku, taukah aku tentang rindu, jika saat malam datang ingin sholat malam, tapi tak bisa, harus menyembunyikan keislamannya ditengah orang-orang yang bergitu besar arti dan pengaruhnya dalam hidupnya,Saat ia telah menjadikan islam sebagai pelabuhan cintanya, sedang di sisi lain dia juga tak ingin menyakiti hati orang-orang yang telah membesarkanya dengan cinta, dia bertanya apakah aku mengerti saat dia ingin membaca Al'quran untuk mengobati dan menenangkan hatinya, tak bisa dilakukan karena mengingat alam sekitarnya tidak mengizinkan. apakah aku mengerti bahwa ia ingin memakai jilbab seperti muslimah-mulsimah yang lain, tapi ia tak bisa, karena segalanya bagai makan buah simalakama baginya.apakah aku mengerti betapa bibirnya ingin selalu mengucapkan, Subhanallah, Alhamdulillah, Allahuakbar, Astagfirullah, Assalamu'alaikum, tapi tak bisa karena ada telinga yang mendengar tak rela dia menyebut kalimat-kalimat indah itu. Pertanyaan itu dulu bertubi-tubi padaku dan dia bilang aku beruntung, punya banyak waktu untuk tunaikan rindu, namun dalam hatiku seperti tertohok, Apa yang aku rasakan? saat jam beker yang sudah ku stel tengah malam kumatikan lagi karena rasa kantuk yang begitu menggodaku malas bangkit untuk berwudhu menghadapNYA, saat lembar-lembar kitab Al-quran sengaja kujatah membaca hanya sekian lembar setiap malamnya walau tanpa ada yang melarang membaca menelaah memahami sebanyak apapun yang aku bisa, saat bibirku seakan mahal mengucap asma-NYA sedang tak ada telinga yang akan merasa aneh aku melafazkannya, saat pakaian taqwa terlupa kupertanyakan sudah sesuai syariat atau belum? ach sederhana pertanyaannya 'mengertikah aku tentang rindu?' tapi telah membuat aku malu, Malu padaNYA,
Tak boleh untuk bersujud
Hati gundah jiwa resah
Tak bisa membaca firman Cinta-Nya
Ingin bersua ingin berjumpa
Sekedar menyebut nama-Nya pun tak bisa
Pahamkah engkau tentang rindu?
Saat pakaian taqwa harus kau lepas sebelum masuk gapura
Sedang jiwamu menjerit duka duka ingin berhijab selamanya
Mengertikah engkau akan rindu?
Saat kau terlarang mendekap Cinta-Nya
Saat engkau ingin terhenyak berlabuh
Ombak laut menerjangmu ke tengah badainya
Matamu merindu pantai, ragamu dipenjara badai
Aku memandang Sang Cinta di atas awan
Berselimut cahaya nan benderang
Kurindu untuk selalu bersama-Nya
"Tenanglah" bisik hatiku
"Sang Cinta selalu bersamamu"
"Memelukmu setiap saat"
"Tunaikan tugas dan kewajibanmu di buana fana"
"Sebelum engkau merindukan Cinta, Cinta sudah merindukanmu lebih dulu"
"Sebelum engkau ingin memeluk Cinta, Cinta sudah memelukmu terlebih dulu"
Berada dalam dekapan Cinta, yang lainnya terasa sama
suka dan duka
tiada berbeda……..
Jakarta, 29 November 2006 at 10.00 a.m.
Written by Pipit Padi & Lu'lu'
*********
yang berlabuh dalam agama Cinta. Puisi ini aku tulis dan dijawab oleh seorang sahabat setelah digabung jadinya begini. Ya yang telah terlahir dalam agama Cinta kadang terlupa arti merindu, untuk mempertanyakan dan mengkritik diri sendiri sejauh mana memahami rindu. Thank You atas ceritamu sahabat pertanyaan itu pun muncul.
continued....
puisi ini, dulu adalah hasil pertanyaan seorang sahabat, yang membuat aku tercengang sekali, seorang gadis mualaf bertanya padaku, taukah aku tentang rindu, jika saat malam datang ingin sholat malam, tapi tak bisa, harus menyembunyikan keislamannya ditengah orang-orang yang bergitu besar arti dan pengaruhnya dalam hidupnya,Saat ia telah menjadikan islam sebagai pelabuhan cintanya, sedang di sisi lain dia juga tak ingin menyakiti hati orang-orang yang telah membesarkanya dengan cinta, dia bertanya apakah aku mengerti saat dia ingin membaca Al'quran untuk mengobati dan menenangkan hatinya, tak bisa dilakukan karena mengingat alam sekitarnya tidak mengizinkan. apakah aku mengerti bahwa ia ingin memakai jilbab seperti muslimah-mulsimah yang lain, tapi ia tak bisa, karena segalanya bagai makan buah simalakama baginya.apakah aku mengerti betapa bibirnya ingin selalu mengucapkan, Subhanallah, Alhamdulillah, Allahuakbar, Astagfirullah, Assalamu'alaikum, tapi tak bisa karena ada telinga yang mendengar tak rela dia menyebut kalimat-kalimat indah itu. Pertanyaan itu dulu bertubi-tubi padaku dan dia bilang aku beruntung, punya banyak waktu untuk tunaikan rindu, namun dalam hatiku seperti tertohok, Apa yang aku rasakan? saat jam beker yang sudah ku stel tengah malam kumatikan lagi karena rasa kantuk yang begitu menggodaku malas bangkit untuk berwudhu menghadapNYA, saat lembar-lembar kitab Al-quran sengaja kujatah membaca hanya sekian lembar setiap malamnya walau tanpa ada yang melarang membaca menelaah memahami sebanyak apapun yang aku bisa, saat bibirku seakan mahal mengucap asma-NYA sedang tak ada telinga yang akan merasa aneh aku melafazkannya, saat pakaian taqwa terlupa kupertanyakan sudah sesuai syariat atau belum? ach sederhana pertanyaannya 'mengertikah aku tentang rindu?' tapi telah membuat aku malu, Malu padaNYA,
Tuesday, November 28, 2006
Happy B'Day My Brother
Tak pernah ada
Lilin
Kue tar
Tepuk tangan
Riuh pesta
Kado istimewa
Kejutan bangga
Tapi aku tak pernah lupa
Hari ini
Tanggal ini
Ulang tahunmu
Hari lahirmu
Hari bertambah angka usiamu
Hari berkurang jatah waktumu
Hanya
Ucapan sederhana
Kukirim di pagi buta
Bermohon kepadaNYa
Agar dirimu senantiasa dalam LindunganNYA
*****
28 November… selamat Ulang tahun Uda, semoga makin matang, dilimpahi rizki yang halal, ilmu yang berguna, amal yang diterima, semoga jadi anak yang baik untuk Ayah-Bunda, jadi suami yang baik buat Uni, jadi ayah yang baik buat Syamil, jadi berguna untuk diri sendiri jadi bermanfaat bagi orang lain, dan tetaplah selalu jadi kakak yang baik untuk adikmu ini. :D….. tak ada yang sempurna di dunia ini, tapi ketidaksempurnaan bukanlah halangan untuk tetap berharap “semoga”, untuk saling melengkapi, walau sering aku jadi adik yang tak sempurna ( hiks)
teringat dirimu adalah teringat masa kecilku
"sepasang anak balam " hingga film Children of heaven made me cry berderai, Thank You for everthing and i m so sorry for every thing.
Lilin
Kue tar
Tepuk tangan
Riuh pesta
Kado istimewa
Kejutan bangga
Tapi aku tak pernah lupa
Hari ini
Tanggal ini
Ulang tahunmu
Hari lahirmu
Hari bertambah angka usiamu
Hari berkurang jatah waktumu
Hanya
Ucapan sederhana
Kukirim di pagi buta
Bermohon kepadaNYa
Agar dirimu senantiasa dalam LindunganNYA
*****
28 November… selamat Ulang tahun Uda, semoga makin matang, dilimpahi rizki yang halal, ilmu yang berguna, amal yang diterima, semoga jadi anak yang baik untuk Ayah-Bunda, jadi suami yang baik buat Uni, jadi ayah yang baik buat Syamil, jadi berguna untuk diri sendiri jadi bermanfaat bagi orang lain, dan tetaplah selalu jadi kakak yang baik untuk adikmu ini. :D….. tak ada yang sempurna di dunia ini, tapi ketidaksempurnaan bukanlah halangan untuk tetap berharap “semoga”, untuk saling melengkapi, walau sering aku jadi adik yang tak sempurna ( hiks)
teringat dirimu adalah teringat masa kecilku
"sepasang anak balam " hingga film Children of heaven made me cry berderai, Thank You for everthing and i m so sorry for every thing.
Monday, November 27, 2006
Hujan
Hujan
Basuhlah hati yang resah
Sejukkan jiwa yang gundah
Agar senyum itu kembali rekah
selami pasrah menambah indah
****
Jakarta hujan lebat, dibarengi suara guntur dan guruh, bergemuruh, musim hujan telah tiba, semoga hujan membawa berkat.
27 nov06
Basuhlah hati yang resah
Sejukkan jiwa yang gundah
Agar senyum itu kembali rekah
selami pasrah menambah indah
****
Jakarta hujan lebat, dibarengi suara guntur dan guruh, bergemuruh, musim hujan telah tiba, semoga hujan membawa berkat.
27 nov06
goresan
Goresan itu tersirat pilu
Membayang genang di mata sayu
Tergiang isak dalam sujud
Tumpah resah hati kalut
Tulisan bercerita duka
Takut, cemas menaut rasa
Belahan jiwa terbaring lemah tak berdaya
Mata tertutup, membisu tanpa suara
Tangis si kecil yang mengiba
Rindu sentuhan ayahanda
Teriring doa sabar dan tegar
Membalas goresan dan tulisan
Coba menghibur coba melipur
Walau tak mampu enyahkan sesak di dada
Walau tak sanggup musnahkan takut dan kalut
Walau tak sanggup hilangkan cemas
Namun segalanya masih sama
Saat satu duka, dua jiwa merasa
Saat satu gembira, dua wajah bahagia
Walau rentang waktu dan jarak telah berbeda
******
Teruntuk buat sahabat baikku A di kota P yang sedang menunggui suami tercinta di rumah sakit, semoga sabar dan tawakal, semoga Bang. A diberi kesembuhan secepatnya. Aminnnn Ya robbal aalamin. Salam sayang untuk Zidane kecil..
Membayang genang di mata sayu
Tergiang isak dalam sujud
Tumpah resah hati kalut
Tulisan bercerita duka
Takut, cemas menaut rasa
Belahan jiwa terbaring lemah tak berdaya
Mata tertutup, membisu tanpa suara
Tangis si kecil yang mengiba
Rindu sentuhan ayahanda
Teriring doa sabar dan tegar
Membalas goresan dan tulisan
Coba menghibur coba melipur
Walau tak mampu enyahkan sesak di dada
Walau tak sanggup musnahkan takut dan kalut
Walau tak sanggup hilangkan cemas
Namun segalanya masih sama
Saat satu duka, dua jiwa merasa
Saat satu gembira, dua wajah bahagia
Walau rentang waktu dan jarak telah berbeda
******
Teruntuk buat sahabat baikku A di kota P yang sedang menunggui suami tercinta di rumah sakit, semoga sabar dan tawakal, semoga Bang. A diberi kesembuhan secepatnya. Aminnnn Ya robbal aalamin. Salam sayang untuk Zidane kecil..
Thursday, November 23, 2006
Satu Ayat
“ and I free not my self ( from the blame) verily the ( human ) self inclined to evil, except when my Lord bestows this Mercy ( Upon who He wills) verily , My Lord if oft-Forgiving, most Merciful “
“ dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan) karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali ( nafsu ) yang diberi rahmat oleh Tuhanku, sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha-penyayang. “
QS; Yusuf ; 53.
**************************************
karena terhapus tinggal ayatnya aja....
“ dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan) karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali ( nafsu ) yang diberi rahmat oleh Tuhanku, sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha-penyayang. “
QS; Yusuf ; 53.
**************************************
karena terhapus tinggal ayatnya aja....
Wednesday, November 22, 2006
Sekuntum Melati
Sebelum taman itu ada
Telah kudengar sebuah kisah
Tentang putih sucinya melati
Tentang semerbaknya wangi melati
Hanya dari cerita dan sketsa tak berwujud
Belum kulihat belum kurasa, hanya angan membayangkan
Tapi telah mampu jadikan hati berjanji
Kuhanya inginkan melati tumbuh di taman itu
Hingga
Merahnya mawar bagiku berduri
Walau kelopaknya selalu rekah
Indah sakura bagiku fatamorgana
Walau dipetikkan sebagai hadiah
Cerahnya teratai bagiku sementara
Kuncup kembali setelah mentari pergi
Kuntum kamboja bagiku duka
Walau ditanam dalam bejana
Deretan tanya pernah kudengar
“ untuk apa taman tanpa bunga ?”
Dalam diam slalu kujawab
“Hanya untuk melati”
Jika
Langkah arah dan waktu membawaku
terhenti tertuju pada sebuah jendela
Jendela yang membawa mataku menemui sekuntum melati
Mekar mewangi di sebuah taman yang jauh dari pandang
Walau selayang mampu kupandang
Salahkah aku luluh?
Salahkah aku bersimpuh?
Walau ragu hati kelabu, selalu kugenggam tanya, "sudikah melati, ku tanam di taman hati?"
Melati
Jika kini kukabarkan
Tentang, merahnya mawar, indahnya sakura, cerahnya teratai dan kamboja
Hanya kuingin engkau tau
Bagiku engkau yang terindah
Putih yang tak pudar
Wangi yang tak akan hilang walau hari telah berganti
jkt nov 22
Telah kudengar sebuah kisah
Tentang putih sucinya melati
Tentang semerbaknya wangi melati
Hanya dari cerita dan sketsa tak berwujud
Belum kulihat belum kurasa, hanya angan membayangkan
Tapi telah mampu jadikan hati berjanji
Kuhanya inginkan melati tumbuh di taman itu
Hingga
Merahnya mawar bagiku berduri
Walau kelopaknya selalu rekah
Indah sakura bagiku fatamorgana
Walau dipetikkan sebagai hadiah
Cerahnya teratai bagiku sementara
Kuncup kembali setelah mentari pergi
Kuntum kamboja bagiku duka
Walau ditanam dalam bejana
Deretan tanya pernah kudengar
“ untuk apa taman tanpa bunga ?”
Dalam diam slalu kujawab
“Hanya untuk melati”
Jika
Langkah arah dan waktu membawaku
terhenti tertuju pada sebuah jendela
Jendela yang membawa mataku menemui sekuntum melati
Mekar mewangi di sebuah taman yang jauh dari pandang
Walau selayang mampu kupandang
Salahkah aku luluh?
Salahkah aku bersimpuh?
Walau ragu hati kelabu, selalu kugenggam tanya, "sudikah melati, ku tanam di taman hati?"
Melati
Jika kini kukabarkan
Tentang, merahnya mawar, indahnya sakura, cerahnya teratai dan kamboja
Hanya kuingin engkau tau
Bagiku engkau yang terindah
Putih yang tak pudar
Wangi yang tak akan hilang walau hari telah berganti
jkt nov 22
Thursday, November 16, 2006
agama cinta
“ islam bukan agama pedang, tapi islam adalah agama cinta. Karena aku mencari cinta, makanya aku memilih islam “ ucap gadis di dekat mimbar dalam mesjid al azhar itu mantap. Walau tak kulihat wajahnya karena dia duduk membelakangi menghadap pak ustad di depan tapi suaranya lantang menggema cukup jelas terdengar oleh semua jamaah yang selesai dan sedang sholat zuhur di sana. Aku merinding mendengarnya, betapa mantapnya gadis itu menjawab pertanyaan pak ustad tentang niat bulat gadis itu mengubah keyakinannya dalam mencari cinta. Demi Cinta, Mencari Cinta, Cinta Abadi, Cinta Illahi. Itu bukan kalimat yang baru kudengar, tapi benar-benar membuat aku merinding siang ini karena terucap dari gadis di depan sana yang sesaat lagi akan mengucapkan syahadat. Kini menurut pengakuan gadis itu, ia telah menemukan cinta, cinta yang selama ini ia cari, berpindah-pindah keyakinan untuk mencoba, terus dan terus mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam dirinya yang bertahun-tahun tidak ditemukan jawabannya, yang akhirnya pada suatu ketika sebuah buku mengantarnya pada sebuah pelabuhan cinta yang telah menjawab semua tumpukan tanya dalam dirinya yaitu dalam agama cinta. Pak ustad meneruskan dengan uraian rukun islam dan rukun iman, awalnya niatku ke sini hanya ingin sholat zhuhur berhubung kamis, satu jam istirahat siang aku bisa ke al-azhar, tetapi apa yang kulihat di depan dekat mimbar membuat tak ingin melewatkan peristiwa itu dan sehabis zhuhur ternyata aku masih punya banyak waktu. Saat pak ustad menyebutkan data gadis itu, aku lebih terkejut lagi ternyata tanggal lahir gadis itu sama dengan tanggal lahir Ulama Besar pendiri batu pertama dakwah di mesjid ini dan tanggal itu sama dengan tanggal lahirku. Oh kebetulankah ini?. Akhirnya kalimat syahadat lancar terucap gadis itu, pak ustad memimpin doa mengajak seluruh jamaah yang sedang berada di sana ikut mendoakan gadis itu agar menjadi muslimah kaffah seperti ayat “ wahai orang-orang yang beriman ! masuklah kamu ke dalam islam secara keseluruhan. Dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh ia musuh yang nyata bagimu “Al Baqarah :208. seluruh jamaah ikut mengamini doa Pak ustad, termasuk aku. Amin…
oh gadis,engkau telah mencari, telah menemukan dan engkau telah berlabuh pada Cinta yang akan menyinarimu dengan sinaran Keagungan CintaNYa yang kekal abadi tak akan habis untuk selama-lamanya.
Jkt. 16 Nov 2006
oh gadis,engkau telah mencari, telah menemukan dan engkau telah berlabuh pada Cinta yang akan menyinarimu dengan sinaran Keagungan CintaNYa yang kekal abadi tak akan habis untuk selama-lamanya.
Jkt. 16 Nov 2006
Wednesday, November 15, 2006
haru
haru
tiba tiba menyergap ruang detak hidupku
untuk apa?
apakah...
untuk keping-keping cita yang dulu menggebu
untuk harapan gadis kecil yang sebenarnya belum mengerti
tentang impian dan keinginan terbang tinggi lewati batas daya diri
terlewat peduli sepasang mata bening menggenang butiran kasih cinta tak membatasi
langkah-langkah gadis kecil mengeja satu satu persatu bintang di langit
terlupa menyelam samundra belaian hangat genggaman
Oh....Bunda.....
dalam telaga bening kasihmu
satu-persatu keping-keping itu tenggelam diam
redam bersama langkah-langkah arah
bersemayam dalam kedalaman dasar samudra cintamu
harap terselip keping-keping membeku menjadi mutiara berkilauan
kembali kepermukaan keringkan genang di mata itu
agar langkah melaju bersama restumu
Jkt 14 Nov 11:26
tiba tiba menyergap ruang detak hidupku
untuk apa?
apakah...
untuk keping-keping cita yang dulu menggebu
untuk harapan gadis kecil yang sebenarnya belum mengerti
tentang impian dan keinginan terbang tinggi lewati batas daya diri
terlewat peduli sepasang mata bening menggenang butiran kasih cinta tak membatasi
langkah-langkah gadis kecil mengeja satu satu persatu bintang di langit
terlupa menyelam samundra belaian hangat genggaman
Oh....Bunda.....
dalam telaga bening kasihmu
satu-persatu keping-keping itu tenggelam diam
redam bersama langkah-langkah arah
bersemayam dalam kedalaman dasar samudra cintamu
harap terselip keping-keping membeku menjadi mutiara berkilauan
kembali kepermukaan keringkan genang di mata itu
agar langkah melaju bersama restumu
Jkt 14 Nov 11:26
Thursday, November 09, 2006
Kampuang Nan Jauh Di Mato
Puncak Sago berselimut awan
Masih gagah menjulang di utara desa
Kawanan pipit pulang petang
Masih riuh berkicau menuju sarang
Bening air di lurah Mata Air
Masih gemericik mengalir di sela batuan
Lenguh kerbau di padang Bio
Masih terdengar memberi irama senja
Masih seperti dulu
Saat ku duduk di lereng padang
Dengan ketapel dahan jambu
Menunggui padi menguning sebelum musim menuai tiba
Menghalau pipit pemakan padi
Bersorak berteriak hingga gaung dan gemma terdengar jawab berjawab
Menguncang menarik benang Tua-Tua di tengah sawah
Bergoyang bersuara riuh rendah
Masih damai
Saat dulu kulangkahkan kaki
Bersama sapa dingin embum pagi
Menggelitik sela jemari tanpa alas di rumput jarum
Mengayun menuju sawah sebelum mentari unjuk diri
Masih sejuk
Saat petang datang mengantar mentari ke balik merapi
Saat bayang-bayangku makin panjang
Di sapu cahaya kuning rembang petang
Masih berdesau
Saat angin menyapu Pimping-pimping lereng
Meliuk-liuk mengejutkan burung-burung balam yang tengah sembunyi
Menyeruak ilalang bergelombang berkejaran
Masih bergema
Alunan ayat-ayat suci dari mesjid tengah desa
Memberi tanda magrib akan tiba
Pulang..pulang lah kerumah
Sebelum cahaya kuning menyamar warna rona merah jingga hilang ke dalam gelap
**** suatu senja dikampoeng halaman 3 Nov 2006****
Wednesday, November 08, 2006
Ponakanku
“Chem…. Chem…… Syemm…. Syamm…. Syamil…..” Syamil kok dipanggil chem… chem jadinya, kata mamanya tetangga-tentangga diasrama memanggilnya Chem.. Chem… duh ponakanku yang baru satu-satunya ini tahun lalu pas aku pulang baru berumur 4 bulan setiap kugendong setiap kali dia pipis dipangkuanku, dan sekarang dia udah bisa berlari kesana kemari, memanjat apa aja yang bisa dipanjat sedang lasak lasaknya kata orang minang. Pas habis sholat ied kakakku menantangku “ coba tolong jagain syamil, jika kuat 10 menit, hebat, syamel lasak pasti tak kuat” merasa tertantang ku jawab “ jadih..” akhirnya kugendong dia keluar rumah dan melepaskannya di halaman arah ke jalan, secepat kilat iya udah di jalan bagai mendapat kebebasan iya berlari tak terarah dengan langkah yang membuatku cemas seperti mau jatuh aja ( duh jantungan juga nih melihatnya) ternyata dia menuju kerumah kerabat, lansung naik dan ya sudah dapat diduga dia akan jadi pusat perhatian di sana, mengacak ini dan itu, kue lebaran di atas meja terpaksa dialih tempatkan, selesai mengacak-acak bebas tanpa dimarahi ngeloyor lagi, naik turun rumah kerabat yang berdekatan, wah ternyata anak kecil aja tau kalau hari lebaran harus berkunjung kerumah kerabat-kebarat, cuma sayang jika dia yang berkunjung bukan disuguhi kue lebaran tapi semua kue dialihkan ke atas yang tak terjangkau ( kacian deh chem… chem…) tak terasa satu jam berlalu akhirnya bukan aku yang pulang membawa syamil tapi papa dan mama syamil yang akhirnya nyari-nyari syamil di bawa kemana hmmm senyum puas kemenangan kulayangkan pada kakakku “ hebat khan??? “ kataku padahal dalam hati bilang “ hehehhe sebenarnya bukan aku hebat jagain syamil, cuma dia ngeloyor ke rumah kerabat-kerabat otomatis banyak yang turut menjaga…”
Beberapa hari berikutnya, aku benar-benar dapat tugas jagaian syamil, kerena papa dan mamanya dapat dinas pagi dua-duanya, syamil lasak mengacak ngacak apa aja tetapi tidak rewel atau penangis cuma jika papanya pergi tanpa permisi padanya dia bakal nangis terus sampai papanya pulang lagi (wah ini termasuk rewel apa bukan ya?) jadi setiap pergi harus pamitan ama dia dulu, dia akan cium tangan dan melambaikan tangan, kata Bapak itu tabiat kakakku yang turun ke dia karena dulu katanya kakakku tak akan mau tidur dan nangis terus jika yang membuainya di atas buaian bukan bapakku ( rasaian Uda…. Hehheheh), selama jagaian syamil HPku berkali kali dibantingnya sampai hang, jika orang lain mungkin aku marah karena Hp itu berarti sekali, tapi karena dia syamil aku tenang-tenang aja sambil senyum-senyum, membatin sendiri “ HP itu dulu Papamu yang belikan waktu etekmu ini masih kuliah, kalau yang membanting anaknya gak papa deh “ akhirnya aku sukses menjaga syamil cuma dapat komentar dibelakangnya “ pantas aja syamil jadi tenang dijagaian eteknya, syamil merusak barang apa aja, dibiarkan saja “ ledek Udaku.
*** miss u chem... chem... ***
Subscribe to:
Posts (Atom)