“ tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati”
Innalillahi Waiinnailaihi Rojiun
Robbi…terimalah amal ibadahnya dan berilah tempat terindah di sisiMU
*****
Dulu,
Di sana aku sering singgah, sebuah rumah di kota Bertuah, tanah Riau Sekuak Rentak, disambut pandangan mengintip dan malu malu si jundi-jundi kecil dari balik tirai-tirai pintu yang pelan pelan mendekat juga sambil berbisik di telinga sahabatku
“ kawan kakak, itu kak?”
“ iyo, salim lah dulu “ ucap sahabatku seakan memberi tanda padaku untuk segera membalas senyuman malu tapi ramah yang mengulum dari bibir-bibir mungil itu, perlahan mereka beringsut satu persatu menyalami takzim sambil setengah berbisik menyebutkan nama-nama indah mereka, tingkah lucu polos khas kanak-kanak tergambar jelas membuat hatiku mulai berandai-andai lagi“ ach andai aku punya adik”.
Kini,
Di sana terdengar kabar duka ( Oh. tak tau apa yang ingin kutulis lagi, jemari ini terlalu kaku untuk merangkai kata-kata yang sedari malam bergaduh dibenakku) hanya pintaku Tuhan, sedalam apapun lautan duka dan sederas apapun sungai airmata yang kini ada di sana, jangan renggut senyum-senyum ceria nan polos dari bibir-bibir mungil itu, kuburlah pilu mereka bersama tanah memerah hari ini. Dan anugrahkanlah hari esok lebih indah buat mereka.
Jkt, 13sept06, 4:43pm
*** Selamat jalan pak Puk***
No comments:
Post a Comment