I m gonna loose You.....
-------------------------
The sweetest dreams I've dreamed with you
You're my sunshine when troubles made me blue
I'am so alone now that you're gone
I didn't mean to hurt you, come back where you belong
Yes I know I know I'm gonna loose you
But my shoes keep running back to you
Cause they know, there'll never be another
There will never be another you
(Baby baby baby.. how I love you(?))
Still I go, that same old way
where we walk together and kiss the night away
Only a fool could let you go
My world is so empty, come back I miss you so
Thank you to anonymous who give me this song(i never know who you are)... i have searched this song for long time... and i wanna dedicate this song just for 'you' where ever you are.....I pray for your success..
di sini aku marajut benang-benang peristiwa menjadi lembaran kain cerita sebagai pakaian kata kata penutup duka perhiasan ceria
Friday, April 17, 2009
laut
laut
seolah hari ini engkau cemberut
mengajakku berduka
di bawah mendung langit pesisir barat
dan birumu berubah kelabu
laut
seakan engkau ajak aku menangis
bersama tetesan hujan gerimis
basahi hatiku yang teriris
serasa disayat sembilu tipis
laut
suara gelombangmu terdengar sumbang
menggoda hati yang bimbang
goyah diayun gamang
tapi laut
sesungguhnya engkau masih cantik
secantik hari kemarin petang
hanya mataku memandang
tengah berkaca mata bimbang
Pdg. 17 april 2009
seolah hari ini engkau cemberut
mengajakku berduka
di bawah mendung langit pesisir barat
dan birumu berubah kelabu
laut
seakan engkau ajak aku menangis
bersama tetesan hujan gerimis
basahi hatiku yang teriris
serasa disayat sembilu tipis
laut
suara gelombangmu terdengar sumbang
menggoda hati yang bimbang
goyah diayun gamang
tapi laut
sesungguhnya engkau masih cantik
secantik hari kemarin petang
hanya mataku memandang
tengah berkaca mata bimbang
Pdg. 17 april 2009
Tuesday, April 07, 2009
Duhai Laut, Kala aku memandangmu II
Laut
riak riak kecil menari di permukaan hamparan biru
awan awan putih membubung tinggi
meninggalkan lukisan kejernihan warna serumpun biru
gumpalan awan seakan tak hendak menahan hasrat mentari bercermin air
yang rindu pantulkan kemilau rona cahaya
dan lautan berkilau berubah warna
arus ombak terhalau angin berkejaran di tengah lautan
membentuk garis garis putih di kejauhan
melengkung, memanjang seperti goresan aksara yang memudar
sebelum sempat terbaca alam
helai helai daun kelapa diam terpaku
seolah tengah mempersilahkan cahaya surya memaknai setiap hijaunya
cicit cicit burung kecil yang bersembunyi di bawah dedaunan
menjadi irama di tengah hari
anak anak kecil berlarian
riang bermain ombak yang datang dan pergi menemui pantai
seakan tak terusik dengan panasnya mentari
yang tengah menjadikan bayang bayang mereka tidak tinggi
**** Padang, tengah hari, 8 april 2009, dari jendela kantor sementara,,, luatan itu membentang.. menyegarkan mata dan diri****
Monday, April 06, 2009
Duhai Laut, Kala aku memandangmu
Kudengar suara ombak pecah di batu
Perahu kecil warna warni berbaris indah di pasir pantai
Lautan lautan luas beriak abu abu
Dan awan putih tebal menghalangi sinar mentari tuk jadikan airnya membiru
Di tengah sana
Sauh kecil mengapung menjauh
Merentang jala panjang di tengah siang
Dan kumpulan lelaki bertudung berjajar bersiap menarik tali
Dengan segenap harap ikan-ikan kan turut serta seiring jala yang ditarik kembali
Nun jauh di sana
Di ujung garis batas tatap samudra
Enam pulau kecil kokoh membisu
Garis putih pantai pasir yang bersih isyaratkan sunyi tak berpenghuni
Di situ awan merendah
Seakan hendak menyentuh lautan
Burung burung kecil
Meliuk di antara hembusan angin yang membelai helai-helai daun kelapa
Riang menutup dan membuka sayap sayapnya di udara
Mereka tengah bertasbih bentuk tali kasih burung burung kecil dan Sang Pencipta
Angin lautan itu
Merebos jendela memasuki ruangku
Menyapa dengan sentuhan dingin di wajahku
“ adakah kau ingat pencipta keindahan yang telah kau lihat ?”
**** Pdg, 11;10 am 7 April 2009….yang terlihat yang terasa dari jendela yang terbuka ****
Perahu kecil warna warni berbaris indah di pasir pantai
Lautan lautan luas beriak abu abu
Dan awan putih tebal menghalangi sinar mentari tuk jadikan airnya membiru
Di tengah sana
Sauh kecil mengapung menjauh
Merentang jala panjang di tengah siang
Dan kumpulan lelaki bertudung berjajar bersiap menarik tali
Dengan segenap harap ikan-ikan kan turut serta seiring jala yang ditarik kembali
Nun jauh di sana
Di ujung garis batas tatap samudra
Enam pulau kecil kokoh membisu
Garis putih pantai pasir yang bersih isyaratkan sunyi tak berpenghuni
Di situ awan merendah
Seakan hendak menyentuh lautan
Burung burung kecil
Meliuk di antara hembusan angin yang membelai helai-helai daun kelapa
Riang menutup dan membuka sayap sayapnya di udara
Mereka tengah bertasbih bentuk tali kasih burung burung kecil dan Sang Pencipta
Angin lautan itu
Merebos jendela memasuki ruangku
Menyapa dengan sentuhan dingin di wajahku
“ adakah kau ingat pencipta keindahan yang telah kau lihat ?”
**** Pdg, 11;10 am 7 April 2009….yang terlihat yang terasa dari jendela yang terbuka ****
Thursday, April 02, 2009
Setelah hari hari itu berlalu…..
Dua minggu terakhir ini suasana kantor benar benar menjadikan saya sangat sensitive, capek badan capek hati,lelah pikiran lelah perasaan. begitu banyak persoalan yang siap menjadikan saya sasaran yang tidak mengenakkan.
Kadang saya ingin marah, melawan, membela diri terhadap rasa hati yang serasa dicabik cabik oleh kata kata yang seenaknya saja ruah. Fakta fakta yang begitu mudahnya diputar balikkan dengan mendayunya kata kata tipuan. Harapan sebuah pengakuan kejujuran terlalu sulit untuk diharapkan yang ada hanyalah pertarungan kepentingan. Terjepit di antara kekuatan kekuatan yang seakan siap saling menenggelamkan.
Tapi sudahlah semua sudah tak perlu, sudah berakhir dan kantor telah ditutup satu episode telah selesai……bertanda episode baru akan di mulai…. sudah tak penting apapun penilaian mereka tentang saya, sudah tak guna berontak, tak perlu membela diri. lebih baik menenangkan hati saja yang kian tersiksa oleh rasa sensitive yang berlebihan.
Akhir pekan ini saya akan menghabiskan waktu di rumah, betapa rindunya menyepi di persawahan setelah dua minggu benar benar lelah, tenaga dan pikiran serasa di kuras habis.
*******
*dia menghina “ kampung “… ach Andai kau tahu tuan, betapa menyenangkan menjadi orang kampung seperti saya….
Kadang saya ingin marah, melawan, membela diri terhadap rasa hati yang serasa dicabik cabik oleh kata kata yang seenaknya saja ruah. Fakta fakta yang begitu mudahnya diputar balikkan dengan mendayunya kata kata tipuan. Harapan sebuah pengakuan kejujuran terlalu sulit untuk diharapkan yang ada hanyalah pertarungan kepentingan. Terjepit di antara kekuatan kekuatan yang seakan siap saling menenggelamkan.
Tapi sudahlah semua sudah tak perlu, sudah berakhir dan kantor telah ditutup satu episode telah selesai……bertanda episode baru akan di mulai…. sudah tak penting apapun penilaian mereka tentang saya, sudah tak guna berontak, tak perlu membela diri. lebih baik menenangkan hati saja yang kian tersiksa oleh rasa sensitive yang berlebihan.
Akhir pekan ini saya akan menghabiskan waktu di rumah, betapa rindunya menyepi di persawahan setelah dua minggu benar benar lelah, tenaga dan pikiran serasa di kuras habis.
*******
*dia menghina “ kampung “… ach Andai kau tahu tuan, betapa menyenangkan menjadi orang kampung seperti saya….
Subscribe to:
Posts (Atom)