' Aku aku tak bisa terima "X", dak ada feeling apa2"
ini pesan singkat di HP saya beberapa menit yang lalu. Pesan seorang sahabat yang baru saja mengambil keputusan penting dalam hidupnya. Ya Feeling, hati dan cinta memang tak bisa dipaksa, ketika hati tiada saling terpaut tak mungkin kisah sarang bisa dirajut, ketika denting rasa tak seirama tak mungkin melodi indah kan tercipta.
egoiskah ketika hati memilih? mungkin tergantung dari segi manakah orang akan menilai, setiap manusia tentu punya hak untuk menentukan pilihan hanya bedanya dari segi dan atas dasar apakah menentukan pilihan.
siapa yang mampu memaksa hati?, meski terbuat dari bahan yang sangat lembut hati tak mudah dipengaruhi.
mencinta dan dicinta dalam ikatan jelas tentu dambaan setiap orang. tapi procesnya kadang tak semudah sangkutkan harapan. mencinta saja tentu tidaklah cukup karena pihak lain tentu terpaksa, dicinta saja tentu tak genap karena tak adil buat yang sebaliknya. Tanpa kerelaan dan kenyamanan kedua sisi serasa semua kan percuma, tapi apakah sama antara kerelaan dan cinta? entahlah.....
****
Dedicate to my Friend. I have no comment for your decession. I just wanna say " every thing make you happy, i will support"
Hmmm curhat...
"" office yang tenang malah membuat bimbang, ada Apa gerangan?? ach... apakah hati ini telah dipenuhi syak wasangka hingga terus saja rasa curiga menemukan hari ini tak seperti biasa "" hening yang misterius......
di sini aku marajut benang-benang peristiwa menjadi lembaran kain cerita sebagai pakaian kata kata penutup duka perhiasan ceria
Thursday, August 28, 2008
Wednesday, August 27, 2008
Sebelum Ramadhan
Ramadhan sebentar lagi, Sudahkah mempersiapkan diri…?
Sebelum ramadhan ini ingatan saya seperti melayang ke Jakarta, ada tempat tempat yang begitu saya rindukan jika ramadhan tiba. Salah satunya Al Azhar, mesjid di Kebayoran baru, yang berada berhadapan dengan kantor saya dulu, memudahkan saya kapan pun hendak ke sana. Jika habis jam kantor saya lebih suka berbuka di kantor atau mesjid itu saya tak perlu pulang dulu ke Kost-an dan nantinya langsung tarawih di sana dan selanjutnya baru ke kost dengan naik kopaja 19 ato bajai. Menyenangkan ada hawa kesejukan yang saya rasakan jika berada di mesjid itu.
Jika di sana jauh dari orang tua dan sanak sodara, Mesjid itu seakan menjadi rumah tempat saya mendekatkan diri dengan segala yang saya cintai. Tempat aman mengadu padaNYA. Pernah waktu itu saya dibentak boss, padahal sebenarnya dia marah ke orang lain, kebetulan jam kerja saya sudah habis saya langsung minta pulang, lari ke mesjid itu dan di sana saya menangis sepuas-puasnya, waktunya pas dengan Teh Ninih kasih tausiyah dan muhasabah jadi nggak ada yang akan curiga mengapa saya berurai air mata. Entah mengapa esok harinya boss saya memanggil saya ke mejanya dan berkata ” saya tidak bermaksud marah padamu kemarin, suara saya memang keras saya tidak bisa bicara lembut seperti Mr. XXXX ( boss pertama saya) tapi saya tidak marah padamu ” saat itu saya juga merasa bersalah padanya telah membuatnya tak enak dengan pamit pulang dengan segera setelah dia membentak.
Di sana juga saya mengenal banyak sahabat dari berbagai latar belakang dan usia, di sana juga pernah ditipu orang, tapi dengan itu juga saya juga bisa belajar dari pengalaman, tak perlu takut ditipu orang lain, hiasi hati dengan niat dan prasangka baik pada orang lain dan jalani segalanya dengan keikhlasan, Allah pasti akan melindungi setiap hambaNYA, tipu daya manusia tidak ada artinya.( sepertinya saat ini saya harus mengingat peristiwa ini agar hati saya sekarang yang dilanda krisis kepercayaan kepada orang-orang bisa dipulihkan dengan segera).
Di sana saya mengenal Tasfir Al Azhar sebelumnya hanya saya kenal dari buku-buku saja. Tapi sayang sewaktu saya meninggalkan Jakarta saya baru membaca sebagian kecil darinya. Pertama kali saya membacanya saya gembira sekali mungkin ini cukup norak, kitab itu selesai ditulis dan dicetak serta diadakan syukuran atas kelancaran proses penerbitannya pada malam saya dilahirkan, mungkin ini norak, tapi tak apa apalah norak ternyata saya orang yang senang juga jika hari lahir saya bertepatan dengan peristiwa-peristiwa tertentu, dan tanggal itu bertepatan dengan hari lahir penulis kitab itu. Saat itu rasanya saya ingin bersorak-sorak dalam hati. Buya Hamka saya lebih tahu karya beliau dari pada biographynya, baru di Jakarta saya tahu tanggal lahir beliau sama dengan saya. Sewaktu kecil saya hanya tahu tanggal lahir saya sama dengan Thomas Alfa Edison, waktu itu saya sudah senang bukan main ulang tahun saya sama dengan seorang penemu lampu, pemberi cahaya, nanti besar saya juga ingin jadi seorang penemu dan pemikir ( hiks ini mimpi masa kanak-kanak).
Di depan al Azhar adalah tempat saya suka membeli buku dengan harga yang lebih murah sedangkan bagian belakangnya tempat saya sering makan dengan sahabat dan teman teman saya di kantor. Dari sudut manapun saya mengenang mesjid itu saya adalah hal-hal yang akan merngusik ruang rindu.
Malam-malam di mesjid, biasanya saya sebut kepada teman-teman saya sebagai ” Dunia malam Jakarta”. Banyak orang bilang jika tinggal di Jakarta, adalah tidak lengkap jika tidak mengenal dunia malam Jakarta. Iya benar juga ” Jakarta Malam Hari menyediakan segalanya ”. Dunia malam Jakarta menjanjikan apa saja, tinggal kita memilih dunia seperti apa yang kita jalani, saya juga punya dunia malam, inilah dunia malam saya, malam-malam di mesjid-mesjid Jakarta. Jika ada teman bertanya ’ Ri ada kegiatan apa habis jam kerja ini” saya akan jawab ” ada dunia malam ’ maka teman teman saya umumnya telah mengerti.
Melihat cahaya kebenaran menyentuh hati orang-orang, di sana jualah saya pertama melihatnya. Para Mualaf mengucapkan syahadat sebagai bukti cahaya kebenaran telah menerangi bathin mereka, yang kadang membuat saya malu, betapa kecil diri ini, dan dangkalnya pengetahuan saya. Kapal-kapal cinta yang berlabuh dalam telaga Sang Maha Cinta, telah satu haluan, telah satu tujuan siapa tak ada yang akan sanggup menghentikannya.
Ramadhan tahun lalu, itulah terakhir kali saya sholat di mesjid itu, ditemani sahabat yang lebih dari sodara saya ingin memberi kenangan terakhir yang indah di Jakarta. Mesjid kenangan labuhan rindu, tempat mencari tenang ketika ruang hati terusik. Tempat menumpahkan segala cerita yang tidak mampu terungkap kata. Sebelum akhirnya selamat tinggal Jakarta.
Telah Hampir genap setahu, kini Ramadhan aku merindumu...........ingin merajut asa sebulan bersamamu.
27 agustus 2008
Tuesday, August 26, 2008
Thursday, August 21, 2008
Alam
Wednesday, August 20, 2008
Menjelang Malam di Kotaku
Menjelang Malam di kotaku, gerimis jatuh satu-satu, aroma tanah basah menyeruak ruang senyap di hati. Hujan.... di pantai pantai Barat Sumatera,rintik jatuh menambah riak gelombang. Tak ada Mentari menggantung lembayung jingga di barat kota sebelum menghilang menyelinap ke kedalaman laut.
" Hmm nggak tahu mau nulis apa... just wanna write. You are right Sis.. Menulislah..maka segalanya kan terasa lapang..... semoga bisa menulis lagi !!!!!
Friday, August 08, 2008
Senja
Senja...
biarlah fakta yang berbicara
waktu kan menjawabnya
cukup kutahan kata
meski telah remuk rasa di dada
*
*
*
*
" sekejam itukah ancamannya terhadapku,
ach Tuan lakukan saja apa maumu,
berbuatlah sesukamu,
salahkan saja semaumu
hinakan saja yang tak sejalan denganmu
fitnah saja seenakmu
Tapi...Tuan!
" setiap perbuatan jahat hanya akan merugikan pelakunya "
*** Duri-duri yg tak pernah jemu hendak menusukku"
biarlah fakta yang berbicara
waktu kan menjawabnya
cukup kutahan kata
meski telah remuk rasa di dada
*
*
*
*
" sekejam itukah ancamannya terhadapku,
ach Tuan lakukan saja apa maumu,
berbuatlah sesukamu,
salahkan saja semaumu
hinakan saja yang tak sejalan denganmu
fitnah saja seenakmu
Tapi...Tuan!
" setiap perbuatan jahat hanya akan merugikan pelakunya "
*** Duri-duri yg tak pernah jemu hendak menusukku"
Saturday, August 02, 2008
agustus and Virus
Hmmm Agustus, baru memasuki Agustus PC terserang virus, Hiks, what should i do?
*** agustus oh agustus***
*** agustus oh agustus***
Subscribe to:
Posts (Atom)