Tuesday, January 27, 2009

Cinta

Kutanyai cinta
kemana ia mengembara?
karena di hatiku kini
ia tak lagi bersuara


*** Padang, 28 January 2009 ***

Thursday, January 22, 2009

Tulisan orang lagi kacau ( kesal akhirnya saya mengeluh juga)

Professional…. Dalam bekerja semua orang tentu ingin bekerja secara professional, termasuk saya, tapi saat kesehatan tak mengijinkan manakah yang harus dipilih mengutamakan profesionalitas atau mendahulukan kesehatan.? Tentu saya pilih kesehatan, tapi hari ini saya lumayan kesal, sepertinya boss tidak terlalu menghiraukan jika saat ini tubuh saya benar benar serasa bayang-bayang. Kemarin saya tak masuk bekerja karena demam panas, hari ini lumayan baikan meski sebenarnya lebih baik masih istirahat di rumah. Jadwal kerja kejar tayang akhirnya membuat saya benar benar terkapar juga. Tapi boss tidak meluluskan permintaan saya untuk tidak ikut sabtu meeting di Jakarta ” You should attend the meeting ” katanya tegas.

Saturday meeting, yang dalam hati saya seperti cari musuh saja, boss meminta untuk ikut memonitor pekerjaan konsultan di Jakarta yang dinilainya lamban. Memonitor pekerjaan orang lain bukanlah pekerjaan yang menyenangkan bagi saya. Para konsultan yang bekerja untuk menghandle project di sini saja sudah bagaikan bara api bagi saya, selalu punya konflict di sana sini, tak pernah akur. Suasana akur hanya kepura-puraan semata di depan saja, sedang di belakang entalah. Sering saya berusaha untuk tidak mau tahu, tapi entah mengapa seakan dinding ikut mendengar dan mengabarkan informasi-informasi itu ( ach Tuan Tuan ternyata kalian masih kurang cerdik dalam berbuat hal hal licik), akhirnya semua bocor sendiri. Ataukah mungkin ini juga kesalahan saya sendiri yang suka bawa perasaan dalam bekerja hingga suasana seperti ini benar benar membuat saya tak nyaman.

Saya tak suka meminta kepercayaan orang lain dua kali, begitu pula kepada boss saya, saya sudah bilang sekali saya kurang sehat, tapi dia tetap keberatan saya tak ikut meeting, dan saya tak akan mengulang lagi meminta pengertiaannya. Saat ini saya hanya bisa berharap semoga saya kuat untuk pergi besok dan setidak-tidaknya tidak collapse di perjalanan.

Entah ini karena rasa kesal atau apa, hari ini saya tak sabar untuk menunggu project ini berakhir dengan kata lain kontrak saya di sini juga ikut berakhir.

Sunday, January 11, 2009

Semalam

Semalam

Bulan penuh menggantung di langit Padang

Kupandang sambil merenung

Perumpamaan apa yang akan kuberikan

Pada wajah bulan yang begitu rupawan

Adakah hatiku seindah purnama? Ataukah sebaliknya?



Semalam

Langit begitu cerah

Awan seakan memberi ruang pada bulan untuk berbagi cahaya

Pamerkan rona pesona pada setiap mata yang memandangnya

Berapa pasang matakah yang sedang menatapnya?



Semalam

Anganku melayang

Seakan lebih tinggi dari letak bulan

Entah apa gerangan

Simpulan renung yang kuinginkan...



*** semalam dari jendela Bus Damri antara BIM- Padang***

Monday, January 05, 2009

di Kotamu

Di kotamu…

Deru mesiu kembali memburu

Hujan rudal membakar setiap sudut sudut kota

Dengan seribu dalih merenggut nyawa nyawa saudaraku tanpa memilih

Tak peduli kecaman mereka menghujam kian kejam

Di kotamu

Pintu pintu perbatasan kota tertutup rapat

Benteng benteng kokoh itu bisu tak bersuara

Bungkam seribu bahasa

Diam dalam istana istana tahta dunia

Takutkah kehilangan gemerlapnya singgasana?

Di kotamu

Wajah wajah para syuhada

Tersenyum menatap maut

Tubuh tubuh bersimbah darah

Tengah menghadapkan wajah pada pintu-pintu surga yang lebar terbuka

Tak lagi peduli gerbang perbatasan yang tak kunjung terbuka

Di kotamu

Senyum beku bocah bocah

Terbaring tak akan pernah lagi bersuara

Dan jiwa mereka mungkin tengah berpesta

Di alam yang lain yang tak lagi fana

Tinggalkan dunia yang terlalu sering “ bersimpati sekedar emosi”

5 january midnight in my town. to Palestine