Monday, November 12, 2007

Bunda

Bunda
Selalu ada cinta
Di lengkung mata tua
Penuh cahaya

size="3">
Nov 2007

Bumi Berhujan Angin

Bumi Berhujan Angin
Angin
Hembuskan sejuk
Membelai halus
Mengusir suntuk
Hujan
Turunkan dingin
Aliri celah
Membasuh gundah
Bumi
Hidupkan hijau
Redamkan panas
Di hati cemas
Nov 2007

Sajak-Sajak Dari Sumatra

Sajak sajak dari Sumatra
Buanglah semak ilalang
Bila hendak bertanam padi
Meskipun kalah di medan perang
Tetaplah menang di medan budi
Nov 2007

Dua Bait Sahabatku

Dua bait sahabatku
“ Sahabatku”
Begitu engkau memanggilku
Kata terindah yang engkau beri untukku
“ Pantaskah kutanya lagi arti diriku? “
“ Sahabatku”
“ Maaf” bila sering aku tak mampu
Menjadi seindah panggilanmu untukku
Nodai kata indah yang telah engkau pilihkan untukku
Oleh karena deru untaian kata yang sering salah kubaca
Nov 2007

Seindah Harimu Kawan

Seindah harimu kawan
Hari ini indah kawan
Seindah gelombang riak sungai siak
Semerdu alunan komet tua di sudut istana
Semegah warna kuning kebanggaan raja
Hari ini indah kawan
Seindah bunga emas terselip di kerundungmu
Sewangi melati mekar di putih kebayamu
Semeriah inai merah di ujung jarimu
Hari ini indah kawan
Seindah deretan doa mengantarmu
Seindah layar baru yang akan engkau bentangkan
Seluas lautan kisah yang akan dilayari
Hari ini indah kawan
Seindah pengharapan menuju kata ‘Bahagia “
*** teruntuk L di Tanah Melayu. Selamat Menempuh Hidup Baru, 4 Nov 2007, happy- Happy forever. Kapan kita ke Siak Lagi?

Mengenang Sahabat Di Tanah Sejarah

Mengenang Sahabat di Tanah Sejarah
Sobat
Engkau pernah mengabariku
Tentang sejarah tanah berdarah
Tentang cinta yang terbelah
Oleh sebuah kata terjajah
Sobat
Engkau bawa jiwaku merasa
Tajamnya peluru menembus raga
Kala tapal batas jadi sengketa
Saat barisan harus berlaga
Demi haluan yang berbeda
Sobat
Engkau tebar cemas memburu
Saat jejak langkahmu pernah berlalu
Tenggelam dalam hiruk pikuk mesiu
Di garis depan darah itu tumpah dan beku
Sobat
Pernah tersiar air mata
Dari suara tak bernama
Menggores lembar duka di ujung doa
Membawa isak tak terbaca
Sobat
Kini tahun telah berlalu
Namun kisahmu tak akan beku
Telah terukir dalam sejarah itu
Di ruang persahabatan bukanlah semu
*** Mengenang seorang sahabat di negeri asing penuh sengketa ***
Nov 2007

Segenggam Rindu Untukmu Kawan

Segenggam rindu untukmu kawan
Kawan
Sejenak ingin kuajak
Engkau duduk di sampingku
Dengarkan kisah-kisahmu
Simak setiap bait bait ceritamu
Ada bait tawa
Ada bait senyuman
Ada bait canda
Dan juga bait air mata
Kawan
Bila habis ceritamu
Ingin kulantunkan juga kisahku
Teramu dalam penggal-penggal hela nafasku
di sini juga ada tawa
Masih ada senyuman
Tetap terselip canda
Dan tak lupa tersisip air mata
Kawan
Entah sampai kapan
Kugenggam rindu yang dulu
Saat kisah tak mampu terbagi ruah
Ketika rintik hujan temani langkah kita berpisah
Tak ingin kalah oleh butiran bening hangat jatuh pecah
Gelegar kilat terangi sebuah jabat tangan tandai jalan berubah arah
Kawan
Adakah sunyi menjengukmu
Seperti sering ia mengetuk pintuku
Temani ruang lamunanku
Menari ia dalam hayal renunganku
Bisikan pesan bila jarak bukanlah semu
Kawan
Tak hendak kulupa hadirmu
Rantai persahabatan yang mengikatku
Hadirkan kenang bila hadir menjauhiku
Kawan
Tak lagi kudengar petuah doamu
Yang tenangkan kala lelah aku rebah di tilam resah
Tak lagi bisa kuserak kata tentang cahaya
Bila gelap terasa begitu gulita
Bila terang begitu ceria
Bila redup buatku lelah
Kawan
Kini tak lagi bisa kubagi cerita tentang bunga
Seperti engkau tak lagi bisa membagi cerita tentang warna
Yang dulu membuat tawa kita sama pecah
Atau air mata kita sama tumpah ruah
Maknai hidup kadang suram kadang meriah
Meski hati harus patah
Kadang terhenti di titik kalah
Di langit tabah kita harus selalu tengadah
Kawan
Masih indahkah mimpimu
Seindah mimpi dulu yang kita tunggu
Selubungi ruang dan waktu
Kawan
Terpahat harap di hatiku
Angin waktu membelai rindu
Menyatu di tatap haru
Gulung jarak pijakan engkau dan aku
Di satu tanah derai kita bertemu
** Teruntuk sahabat-sahabatku. Begitu banyak teman dan kawan yang ditemui dalam hidup ini. Apakah semuanya bisa jadi tempat kita berbagi tentang setiap peristiwa rasa bahagia duka dan kecewa. Begitu banyak teman yang memanggil kita sahabat, apakah kita mampu menjadi tempat mereka berbagi?. Siapapun teman, kawan dan sahabat mereka punya arti tersendiri. Tak perlu meminta arti sebelum memberi arti.
1 Nov 2007

Selengkung Gelora Cahaya Muda

Selengkung Gelora Cahaya Muda
Ada lengkung cahaya
Di mata penuh cita-cita
Gelora muda remaja
Tiada gentar memulai cerita
Di sana
Di tanah asing bertabur ilmu
Memanggil memahat namamu
Menantang semangat muda
Mengajak lintasi samudra
Ada belaian pasir
Berhembus mengundang mimpi
Membangun istana kejayaan
Di negeri segitiga jingga sebelum senja
Segenggam pengharapan
Sertai pengembaraan baru
Berderai doa menghantar haru
Sertai arungi samudra ilmu
*** teruntuk adik tetangga yang akan meneruskan pendidikan di negeri berbapasir***

Mahkota Cahaya

Mahkota Cahaya
Pernah kudamba mahkota cahaya
Di puncak mentari cinta
Di singgasana tahta rasa
Di istana bias maya
Mahkota jatuh ke telaga derai air mata
Mentari tenggelam bersama senja
Malam gulita kembali tiba
Merajut sunyi yang tak biasa
1 nov 2006

Cinta

Cinta yang disemadikan tidak mungkin layu selagi adanya imbas
kembali. Hati yang remuk kembali kukuh selagi ketenangan dikecapi.
Jiwa yang pasrah bertukar haluan selagi esok masih ada. Parut yang 
lama pastikan sembuh selagi iman terselit didada...`( by seorang sodara di tanah
Malaka)