Thursday, May 31, 2007

Lagu Kenangan

Anak Ku Sazali

BY: P. Ramlee

Anakku Sazali dengarlah
Lagu yang ayahanda karangi
Sifatkan laguku hai anak
Sebagai sahabatmu nanti

Anakku Sazali juwita
Laguku jadikan pelita
Penyuluh di gelap gelita
Pemandu ke puncak bahagia

Andainya kamilah kembali
Menyahut panggilan Ilahi
Laguku sebagai ganti
Dijiwamu hidup abadi
Menjagamu wahai Sazali

Anakku Sazali dengarlah
Lagu yang ayahanda karangi
Sifatkan laguku hai anak
Sebagai sahabatmu nanti


***
Ketemu lirik ini, saya jadi kangen sekali dengan Amak dan Apak, mereka sangat suka lagu ini. dulu saya sering mendengar Bapak melantunkan lagu ini. I miss u Pak, dan katanya ibu dan Bapak suka sekali nonton film Ramlee waktu mereka masih muda. nostalgia muda muda. Kata Amak adegan film Ramlee di penjara membuatnya menangis, saya sangat penasaran dengan film itu, sampai sekarang saya belum bisa menemukannya.
ini lagu gambaran CInta sejati, cinta orang tua pada anaknya yang tak akan lekang ditelan masa.

Wednesday, May 30, 2007

Bila



Bila engkau tersenyum
Aku ikut tersenyum

Engkau bahagia untukku tegar
Aku tegar untukmu bahagia
Indahnya cinta
Dalam warna warni kehidupan

*** forgive me for everything i had...***
*** cuz of luv***

sudikah tahu mengapa?



aku tak ingin menangis
meski hatiku gerimis
karena di sini tak ada tanganmu yang mengusap air mataku

aku ingin tetap ceria
meski aku berduka
karena di sini tak ada dirimu tempatku sandarkan lara

Tak ingin kuurai resah
karena di sini tak ada dirimu mendengarkanku berkeluh kesah
karena hanya padamu ingin kutumpahkan segalanya

Aku tak ingin berlari
karena semakin aku mencoba pergi
semakin aku mengerti
aku selalu ingin kembali

Thursday, May 24, 2007

puisi



puisi
mampu kuuntai baris bait panjang puisi
tapi tak mampu kureka satu fiksi

****
saat2 nulis puisi tak terpublikasi

Wednesday, May 23, 2007

Disini



Di sini kudekap satu hati
Kulindungi kupagari
Dari gerah gelisah hari
Meski tak tahu, Untuk apalagi

*** Jakarta siang hari, 23 may 2007***

Tuesday, May 22, 2007

MS^U^

MS^U^, saya geli sendiri jika ingat kata ini, ini adalah salah satu nickname saya waktu masih maniax2nya chatting di IRC, masa jaya-jaya IRC tempo dulu. nogkrong di berbagai channel dalam dan luar negri, dan mengejar jadi @op di Channel2 # #. Masa-masa semangat-semangatnya mengumpulkan teman sebanyak-banyaknya dari mana saja, pelosok daerah atau belahan bumi mana saja di seluruh dunia, dan dari latar belakang apa saja dengan prinsip yang selalu saya gemari dulu " Persahabatan di atas segala-galanya", " Just for Pure Friendship ".


Dulu teman banyak salah paham makna MS^U^ itu, mereka menganggap itu Miss You, padahal bagi saya itu adalah singkatan dari ^Miss Ur^, jadi dulu setiap saya Ol sapaan pertama yang sering saya dapatkan adalah >>>>Hi....I Miss You<<<< ( now, i miss you too friends).

Tahun 1999, pertama kali saya kenal yang namanya dunia chatting dan berselancar di dunia maya. Sedang Hobi-hobinya nguber-nguber warnet2 di kota Padang, perintang galau saat sebuah mimpi cita-cita yang kandas di tanah Andalas. Sebuah kegagalan yang mengajari saya bahwa semua yang kita miliki hanyalah titipan yang sementara, tidak ada alasan untuk berbangga diri untuk apa yang kita miliki semua akan kembali ke pada Pemilik Yang Sesungguhnya. Belajar untuk memahami bahwa menyesali sesuatu yang gagal kita miliki hanya akan menghambat untuk peluang untuk menikmati hidup yang lebih baik, dan jagalah dengan baik serta lakukan yang terbaik untuk apa yang masih kita miliki. Mensyukuri apa yang ada, maka Allah akan menambah nikmatNYA, dan janji Allah itu pasti, tinggal hati sejauh mana meyakininya. Meski terasa mudah atau terasa sulit, jatuh atau bangkit, indah dan sakit tapi jangan pernah berhenti untuk belajar menjadi lebih baik dalam menggapai Ridho-NYA.( terutama untuk diri saya sendiri).


IRC, jika saya bertemu dengan teman-teman lama di IRC, ada ada saja cerita lama yang menggelikan untuk bisa diceritakan ulang, atau pas jumpa begitu banyak perubahan yang telah terjadi. Di kota Bertuah waktu masa-masa akhir perkuliahan saya dulu, saya pernah mohon pamit pada teman teman, mungkin tidak akan bergentayangan lagi di dunia perchattingan seperti biasa. Banyak juga persahabatan itu yang masih berlanjut hingga sekarang, Tapi lebih banyak juga yang telah menghilang entah kemana tak tahu kabar beritanya lagi, apalagi IRC tak lagi seperti dulu. Terima kasih teman-teman untuk persahabatan dan kenangan yang pernah ada.

aku rindu pulang

aku rindu pulang
ke rumah yang tenang
suka duka di sana terbentang
saat sempit dan juga lapang
saat susah dan juga senang

aku rindu pulang
bermain di padang ilalang
bebas kutebar pandang
menikmati alam yang terbentang
mengamati burung-burung terbang
berkicau berdendang riang

aku rindu pulang
berlari di pematang sawah ladang
memetik kentimun dan kacang
berderai tawa hatiku riang

aku rindu pulang
berlarian di tanah lapang
bermain kasti dan juga simbang
berpantun-pantun dan berdendang
bersama kawan-kawan sama berjuang
bersorak sorai kalah menang

aku rindu pulang
meski semua tak akan terulang
tapi Aku Rindu Pulang...........................

***
Jakarta, 22 mai 2007

Monday, May 21, 2007

Kapal

Duhai kapal indahku
bukan layarmu yang kian menjauh membuat hatiku gaduh
tapi kehampaan yang tersiar membuat air mataku jatuh


meski ada dan tiada
kuingin melihat kapal itu tegar berlayar ke pulau cita
bukan mengembara di lautan hampa

tenang tenanglah duhai gelombang
usahlah garang usah menerjang
lepaskan sedih ke dalam lautan
usah diusung ke pulau impian

dalam tiada daya,kuhanya mampu berdoa
sungguh kuharap gelombang itu reda


Senja di Jakarta. 21 may 2007

Tuesday, May 15, 2007

debar

Detak jantungku berdebar
Getar aliran darahku menyebar
Terasa mengalir dan menjalar
Terlena ataukah sadar?

Robb…
Rinduku dipelukMU
Pasrahku didekapMU
Hidup matiku kuasaMU
Izinkan rinduku menyatu
Dalam sujud kepadaMU

Monday, May 14, 2007

tiada



Tiada sesalku akan waktu berlalu
Karena di situ telah kujaga keutuhan satu rindu
yang tak pernah terbagi
tempat kutemukan keteduhan
hijaunya perjalanan kehidupan
meski hanya kenangan

Sunday, May 13, 2007

hembusan malam

hembusan malam menampar pipiku pelan
mengingatkaan sekeping cerita yang kukabarkan
untaian pencerahan kembali kudapatkan
dalam dekap debar tertahan

hembusan malam menamparku lembut
peringatkan langkahku agar tak tersangkut
mengajakku sejenak duduk merenung
mengeja diri agar tak lupa tudung

hembusan malam menamparku dingin
getir getar hati membuka diri
jelas tiada alasaan untuk berbangga diri
diri bukan siapa-siapa

hembusan malam temanikku terdiam
tertunduk dalam pelukan salam
ingin kumengerti ingin kupaham
kalau segalanya akan segera redam

hembusan malam memelukku erat
hangatkan jiwa di rapat pekat
satukan potongan yang terkerat
dalam bata kata yang tersendat

hembusan malam dalam kepingan
kan kubawa dalam kenangan keabadian

Friday, May 11, 2007

Sajak Dara Pingitan Rindu

Di bilik pingitan rindu
Engkau tatap jendela waktu
Nyanyian kebebasan berhembus merayu
Mengajakmu turun ke pintu


Di bilik pingitan rindu
Menyulam benang kain beludru
Menguntai mutiara kilauan ilmu
Bekal berlayar di ombak waktu


Di bilik pingitan rindu
Bertilam rasa berselimut malu
Berpagar tipis kain kelambu
Mata lihai lidah kelu
Telinga mendengar bibir membisu
Ambil tinta tulis sajakmu
Sebelum waktu berhenti untukmu


Di bilik pingitan rindu
Kadang ragu kadang cemburu
Berhembus kabar hasutan semu
Usah ditelan dalam hatimu
Biarkan waktu mengalun syahdu
Lepaskan harap tata hatimu
Luruskan langkah sucikan niatmu
Caci dan maki biarkan berlalu
Jangan mejadi noda jiwamu


Di bilik pingitan rindu
Tundukkan mata jaga lisanmu
Usahlah turun keluar pintu
Sebelum ia datang menjemputmu
Sebelum ketukan pasti untukmu
Tutuplah rapat jendelamu

Di bilik pingitan rindu
Jangan merasa terpasung waktu
Kebebasan bukan sekedar di luar pintu
Tetapi ada di ruang hatimu
Pasungan bukan di sempitnya bilikmu
Tapi ada di sempit hatimu
Lapangkan hati bebaskan jiwamu
Tajamkan fikir lembutkan hatimu
Bersihkan hati jaga dirimu
Di sana letak kebahagianmu

Jakarta. 11 May 2007

Thursday, May 10, 2007

Kabar dari Selat


Tenang riak pantai timur Sumatra
Pesisir berlumpur hutan bakau
Mengintip cahaya matahari terbit
Di sela-sela akar akar bergantungan

Menyentuh air laut selat Malaka
Selat ternama sejak dulunya
Air mengeruh ikan tak nampak
Pasirnya hilang pulau tenggelam
Pasir dikeruk terjual sudah
Dibawa orang ke tanah seberang
Kota terapung semakin megah
Pulau tak bertuan tak nampak lagi
Satu-persatu menjadi laut
Titik terluar pulau terluar
Di mana kini direntangkan?


Laju nelayan di Tanjuang Datuak
Berkapal tongkang menghadang gelombang
Sejak lautan dirusak orang
Salahkah ikan tak tampak lagi?

Hilir mudik kapal raksasa
Kibarkan bendera aneka rupa
Bila bangsa tak berdaya
Menjaga aman selat pelayaran
kerja sama tawar-menawar
pada bendera lima puluh bintang
penjaga berjaya juga kuasa
kini selat milik siapa?


Beradu ombak pecah ditengah
Berputar arah angin buritan
Bila bangsa hilang marwah
Bisakah selat dipertahankan?


Tuduh menuduh semakin gaduh
Salah menyalah semakin kalah
Daripada semakin pecah
Alangkah baiknya saling berbenah.

Jkt, 10 may 2007. I Luv my country, kabar dari selat, teringat satu judul skripsi yang tak jadi.

Wednesday, May 09, 2007

Cerita Lengkap

Saya temukan cerita ini di situs
http://www.dakwatuna.com/index.php/tarikh-islam/2007/tsabit-dan-sebuah-apel.
mungkin ini versi lengkap dan tepat dari kisah "dalimo anyuik" yang saya dengar dulu, karena saya mendengar waktu usia masih kecil, maka tentu banyak lupa dan salahnya, penceritaannya dari mulut ke mulut. jadi untuk pembenaran yang lebih baik tentang versi cerita itu, saya posting ini.. Makasih banyak untuk yang menulis kisah ini. I love that so much.


9/5/2007 | 23/Rabiul Akhir/1428 H | Hits: 55

Tsabit dan Sebuah Apel

Oleh: Mochamad Bugi
E-Mail This Post/Page Print This Post/Page

Seorang lelaki shalih bernama Tsabit bin Ibrahim sedang berjalan di pinggiran kota Kufah. Tiba-tiba ia melihat sebuah apel terjatuh di luar pagar suatu kebun buah-buahan. Melihat apel merah yang ranum itu tergeletak di tanah, terbitlah air liur Tsabit. Apalagi hari begitu panas dan Tsabit tengah kehausan. Tanpa berpikir panjang Tsabit memungut dan memakan apel itu. Tapi baru setengah memakannya Tsabit ingat: apel itu bukan miliknya dan dia belum mendapat izin dari pemiliknya.

Tsabit pun bergegas masuk ke dalam kebun itu. Ia hendak menemui si pemilik kebun dan meminta si pemilik menghalalkan sebuah apel yang telah dimakannya. Di kebun itu ia bertemu dengan seorang lelaki. “Aku sudah makan setengah dari buah apel ini. Aku berharap Anda menghalalkannya,” kata Tsabit kepada orang itu. Namun ornag itu menjawab, “Aku bukan pemilik kebun ini. Aku hanya orang yang ditugaskan menjaga dan mengurus kebun ini.”

Tsabit pun bertanya, “Di mana rumah pemilik kebun ini? Aku harus menemuinya untuk meminta ia menghalalkan apel yang telah kumakan ini.”

“Untuk sampai ke sana engkau harus menempuh perjalanan sehari semalam,” jawab si penjaga kebun.
“Tidak mengapa. Aku akan tetap pergi menemuinya, meskipun rumahnya jauh. Aku telah memakan apel yang tidak halal bagiku karena tanpa izin pemiliknya. Bukankah Rasulullah saw. sudah memperingatkan kita melalui sabdanya: ‘Siapa yang tubuhnya tumbuh dari yang haram, maka ia lebih layak menjadi umpan api neraka’,” tukas Tsabit tegas.

Tsabit pergi ke arah yang ditunjuk penjaga kebun. Ia menuju rumah si pemilik kebun. Dan setiba di sana dia langsung mengetuk pintu. Si pemilik rumah membukakan pintu. Tsabit langsung memberi salam dengan sopan.

“Wahai Tuan, saya terlanjur memakan setengah dari sebuah apel yang jatuh ke luar dari kebun milik Tuan. Karena itu, saya datang untuk meminta Tuan menghalalkan apa yang sudah saya makan itu.”
Lelaki tua si pemilik kebun itu mengamati Tsabit dengan cermat. Lalu dia berkata, “Tidak! Aku tidak akan menghalalkannya kecuali dengan satu syarat.”

Tsabit khawatir tidak dapat memenuhi syarat itu. Namun, ia tidak punya pilihan. “Apa syarat itu, Tuan?”
Si pemilik kebun menjawab dengan jawaban yang di luar dugaan. “Engkau harus mengawini putriku!”
Tsabit bin Ibrahim terkejut. “Hanya karena aku makan setengah buah apel yang jatuh keluar dari kebun Tuan, saya harus mengawini putri Tuan?” Tsabit membuat pertanyaan dengan warna penuh keheranan.
Tapi si pemilik kebun itu tidak peduli. Bahkan ia menambahkan, “Engkau juga harus tahu. Putriku punya kekurangan. Ia buta, bisu, dan tuli. Ia juga lumpuh.”

Tsabit terkejut. Haruskah ia menikahi perempuan seperti itu hanya karena ia memakan sebuah apel tidak dihalalkan baginya?

Si pemilik kebun itu kembali menegaskan sikapnya, “Aku tidak akan menghalalkan apel yang engkau makan kecuali engkau penuhi syarat itu.”

Tsabit yang tidak ingin di tubuhnya ada barang haram dengan tegas menjawab, “Baik, aku terima karena aku telah bertekad akan mengadakan transaksi dengan Allah Rabbul ‘alamin. Untuk itu aku akan memenuhi kewajiban-kewajiban dan hak-hakku kepadanya karena aku amat berharap Allah meridhaiku. Mudah-mudahan aku dapat meningkatkan kebaikan-kebaikanku di sisi Allah Ta’ala.”

Pernikahan pun dilaksanakan. Pemilik kebun itu menghadirkan dua saksi untuk menyaksikan akad nikah itu. Setelah akad nikah selesai, Tsabit dipersilakan menemui istrinya. “Assalamu”alaikum!” Tsabit tetap mengucapkan salam, walau tahu istrinya tuli dan bisu.

Tsabit kaget. Ada suara wanita menjawab salamnya. Tsabit masuk menghampiri wanita itu. Wanita itu mengulurkan tangan menyambut tangannya. Sekali lagi Tsabit terkejut.

Setelah duduk di samping istrinya, Tsabit bertanya, “Ayahmu mengatakan kepadaku bahwa kamu buta. Mengapa?”

Wanita itu menjawab, “Ayahku benar. Aku tidak pernah melihat apa-apa yang diharamkan Allah.”
Tsabit bertanya lagi, “Ayahmu juga mengatakan kamu tuli, mengapa?”

“Ayahku benar. Aku tidak pernah mau mendengar berita dan cerita orang yang tidak membuat Allah ridha,” jawab wanita itu. “Ayahku pasti juga mengatakan kepadamu aku bisu dan lumpuh, bukan?”
Tsabit mengangguk mengiyakan pertanyaan istrinya itu.

“Aku dikatakan bisu karena aku hanya menggunakan lidahku untuk menyebut asma Allah saja. Aku dikatakan lumpuh karena kakiku tidak pernah pergi ke tempat-tempat yang membuat Allah gusar.”
Tsabit begitu bahagia. Ia mendapat istri yang shalihah. Apalagi wajahnya bagaikan bulan purnama di malam gelap. Dari pernikahan ini Tsabit dan istrinya dikaruniai seorang putra yang kelak menjadi ulama yang menjadi rujukan dunia: Imam Abu Hanifah An-Nu’man bin Tsabit.

Tuesday, May 08, 2007

kata

mengenggam satu kata
dalam gemetar jemari
cukuplah mewakili
untaian panjang puisi

Yesterday Story

Sushi: A Surprising Health Food

Posted by Cheryl Koch, M.S., R.D.
on Sun, May 06, 2007, 1:23 am PDT
Post a Comment
View all 1704 Comments »

Are you a sushi fanatic or do you have trouble getting past the thought of eating raw fish? Well, it turns out that our national indulgence in this tasty and visually enticing treat from Japan may also be good for our health.

Sushi is generally made with white rice and sweet rice vinegar, fresh vegetables, seaweed, sesame seeds, and cooked or raw seafood. Like many other Japanese foods, sushi tends to be low in fat, cholesterol, and calories.

In addition, sushi that has seafood as an ingredient is often an excellent source of heart-healthy omega-3 fatty acids, which lower the risk of blood clots and decrease triglyceride levels.

The fresh vegetables in most sushi also have essential vitamins and minerals. The seaweed wrapping for these rolls is rich in micronutrients and phytochemicals.

A few cautions if you are an avid sushi eater but have high blood pressure or are pregnant or nursing. Sushi made with seaweed tends to be a little higher in sodium, as is the soy sauce that each piece is dipped in.

Too much sodium in the diet contributes to high blood pressure. And if you are pregnant or nursing, be sure to avoid sushi made from fish, either raw or cooked. The raw fish may carry unwanted bacteria and any sushi made from fish, whether cooked or uncooked, is likely to contain high levels of mercury.

******


Artikle ini saya temukan di yahoo pagi ini. Saya tidak ingin membahas bagus tidaknya mengkonsumsi sushi. Tapi artikel ini mengingatkan saya akan kejadian kemaren, saat ada teman yang ulang tahun dan traktiranya di restoran Jepang. Kebetulan juga ada seorang boss yang telah habis masa kerja di Indonesia dan akan kembali ke Jepang, jadi ulang tahun gabung dengan farewell party.

Awalnya rencananya bukan ke restoran Jepang, tetapi diperjalan berubah rencana akhirnya ke restoran Jepang, waktu itu saya tidak bisa berkata apa-apa atau mengemukakan alasan apa-apa lagi, hanya bisa bingung harus berbuat apa?. Ini resiko yang harus sering saya hadapi jika bekerja pada orang yang tidak sebangsa dan berbeda agama dan ditambah dengan rekan-rekan kerja yang semuanya tidak seagama, hanya saya sendiri yang muslim di sini. Bekerja dengan belajar untuk menerapkan teloransi yang cukup tinggi, bekerja sama dengan tetap saling menghormati perbedaan agama.

Sepanjang yang saya tahu( dari bocoran kawan), kebanyakan restoran Jepang yang ada di Jakarta belum mendapat sertifikat halal dari MUI, jika pun yang telah mendapat sertifikat itu saya sendiripun tidak tahu yang manakah restorannya? Haramkah makanan restoran Jepang? Menurut saya tidak semua, karena umumnya makanan di sana terbuat dari tumbuhan lebih cendrung vegetarian, dan bahan dasar ikan laut, yang jelas haram tentu yang berbahan dasar pork. Akan tetapi halalkah? Saya juga tidak berani bilang iya, karena dalam sebuah buku resep masakan Jepang yang saya baca, banyak dari menu masakan itu akan ditambahi bumbu, sesendok sake, dua sendok anggur merah, dan berbagai macam bahan sejenis yang mengangdung alkahol dan kaldu babi, walau bahan dasarnya sayuran tapi jika dicampur dengan anggur merah tentu saja jadi tidak halal lagi. Jika kita yang memasaknya langsung tentu tidak akan ditambah sesendok sake atau anggur. Jika di restoran itu rasanya akan segan bertanya ini apakah dicampur sake?, dicampur anggur? Apalagi pergi dengan rombongan yang notabenenya tidak akan mempermasalahkan hal itu. Jika ragu lebih baik tidak memakannya.

Hal ini yang kemarin membuat saya bingung, di restoran itu saya harus memesan apa? Kepada siapa saya bisa bertanya? Makanan manakah yang bisa saya makan? Menghindar juga sudah tidak bisa lagi. Pengetahuan saya tentang masakan Jepang tidak cukup banyak dan ingatan akan mana saja jenis menu yang kemungkinan mengandung Alkohol atau kaldu babi juga tidak kuat. Karena nama masakan dalam bahasa Jepang itu dimata saya mirip semua sehingga saya tidak bisa membedakannya.

Untunglah itu jenis restoran All You Can Eat, jadi bebas memilih sesuka hati tanpa memesan, tapi tak enaknya juga tidak mungkin jika tidak memakan apa-apa atau hanya minum juice saja. Jadilah saya berusaha memilih-milih masakan walau dalam hati berkata ragu, saya ambil seminimal mungkin dengan cara makam yang lama agar tidak menjolok. Tapi tertanya boss itu memperhatikan juga “ Uri-san, makannya sedikit ya?” sebelum sempat saya jawab untunglah teman langsung menjawab “ that’s why, she is so slim, do you wanna have body like her?, You have to follow a strict diet like her”, jawaban berbau canda itu bikin saya tersenyum sendiri, terima kasih atas jawaban itu, punya tubuh kurus ada manfaatnya juga, Alhamdulillah.

Makanan yang halal, menjaga agar apa yang kita makan adalah halal tentu penting sekali, sebagai seorang muslim tentu saya harus melakukannya, makanlah dari rizki yang baik dan bersyukurlah, banyak ayat Al-quran yang menerangkannya, karena apa yang kita makan akan mempengaruhi tidak saja tubuh tapi juga jiwa, hati dan pemikiran.

Waktu kecil saya sering mendengar kisah mulia masa lalu yang diceritakan Bapak, tentang kisah “ Dalimo Anyuik kisah ini bercerita tentang seorang pemuda yang sedang menyeberangi sungai dengan sampan untuk pergi menuntut ilmu, ketika berada di tengah sungai ia melihat buah delima yang hanyut terbawa arus, ia langsung mengambil dan memakannya. Pendayung sampan langsung menegur pemuda tersebut, mengapa ia memakan buah delima itu sedangkan ia belum minta ijin kepada yang punya buah delima, buah itu tidak halal dimakannya, walau buah itu hanyut, tapi pasti ada yang menanamnya.

Pendayung sampan menyuruh pemuda tersebut mencari sang pemilik kebun delima, dan meminta ijin akan satu buah delima yang telah dimakannya agar tidak menjadi barang haram ditubuhnya. Pemuda itu pergi ke hulu sungai, dan akhirnya menemukan rumah pemilik kebun delima. Dalam percakapan dan perkenalan mereka sang pemilik delima ternyata terkesan dengan budi baik pemuda tersebut, dan ia menikahkannya dengan putrinya. Setelah menikah pemuda kemudian pergi melanjutkan tujuannya untuk menuntut ilmu.

Sepeninggalnya istrinya melahirkan seorang anak laki-laki, dibesarkan dan diajarkan mengaji berbagai ilmu. Akan tetapi anak tersebut tidak kunjung bisa mengaji dan membaca Al-quran. Sewaktu sang pemuda itu telah kembali lagi dari menuntut ilmu dan menemui istrinya, si istri mengadu mengapa anaknya tidak bisa menangkap pelajaran padahal ia sudah susah payah mengajarkan, saat itu pemuda itu sadar, kalau dia lupa niat awalnya datang ke rumah itu untuk meminta ijin akan sebutir buah delima yang telah dimakannya agar tidak menjadi barang haram yang mendarah daging di tubuhnya. Akhirnya ia meminta ijin dan maaf atas delima yang telah dimakanya. Dan ternyata anaknya setelah itu bisa menangkap berbagai macam ilmu dengan mudah dan lancar.

Itu cerita yang sering saya dengar dulu, mungkin versi penceritaan tidak bisa persis sama dengan aslinya, tapi itulah isi cerita yang bisa saya tangkap. Sekilas sepele, hanya sebutir delima, yang telah hanyut pula, bukan dicuri dari batangnya, dan delima juga bukan makanan yang haram seperti babi, tapi jika tidak halal di makan pengaruhnya ternyata sangat besar.

Juga makan direstoran Jepang, rasanya juga sekilas sepele, jika hanya sesendok sake, dua sendok anggur, sekian persen kaldu babi hanya sedikit tidak akan berpengaruh apa-apa. Tetapi jika tidak halal, meski sesendok juga tetap tidak halal. Dan itu juga tidak dalam keadaan darurat, kalau darurat yang haram bisa saja menjadi halal.

Semoga saja restoran-restoran seperti ini nanti, membuat menu masakan yang disertai komposisi bahan dan bumbu yang bisa dibaca oleh setiap pengunjung yang datang. Agar mudah menentukan mana masakan yang bisa dimakan mana yang tidak, terutama untuk menu-menu asing.

Monday, May 07, 2007

Hmmm

Banyak hal yang ingin diceritakan, tentang pengalaman hari sabtu, hari minggu, dan hari hari hari sebelumnya pagi ini. tapi satupun cerita tak selesai. Hiks....

Sunday, May 06, 2007

Bapak Penjual Sekoteng

jam sembilan malam, ketika saya sampai di kos teman-teman sedang asyik menikmati mangkok setokeng ( benar gak ya namanya?). tertarik saya pun ingin ikut membelinya untuk menghangartkan badan, Bapak penjualnya masih nongkrong menunggu mangkok-mangkok itu. karena teman-teman sudah hampir habis, saya jadi segan jika membuat Bapak itu menunggu lebih lama.
" Pak, maaf ya Bapak nunggu lebih lama lagi"
" Nggak papa Neng, mencari rejeki harus sabar, jangan terburu jika terlalu dikejar dia akan lari"
Jawaban tenangnya membuat saya tak bisa berkomentar apa-apa lagi. Teringat percakapan akan topic rezki dikopdaran beberapa jam sebelumnya, waktu Pak Riri memberi pertanyaan tentang rizki kepada kami semua, yang terus terang saja waktu itu, saya tidak bisa menjawabnya.
remang cuaca malam, menghalangi saya melihat cahaya kesabaran di wajah Bapak penjual sekoteng. tapi tutur singkatnya memancarkan cahaya ketenangan di hatinya.

****
( kadang jawaban datang dari tempat yang tidak terduga, Alhamdulillah)

Friday, May 04, 2007

Embun


Duhai embun
Di setiap tetesanmu yang turun
Denting puisi hijaupun mengalun

Pameran Hari Air

Hari ini, penutupan pameran dalam rangka memperigati hari air sedunia. Stand pameran di lapangan parkir depan gedung cukup banyak , semuanya berhubungan dengan air, pengelolaan, management, konservasi perlindungan terhadap sumber daya air. Banyak taman-taman kecil yang didesain begitu indah, dengan bunga-bunga dan air yang mengalir di pancuran-pancuran bambu serta bejana-bejana tembikar seperti suasana alam pedesaan. Ada juga kincir air bambu yang dihubungkan dengan alat musik angklung atau mirip gamelan yang memberi irama dan nuansa syahdu, mengalun satu-persatu menarik mata pengunjung untuk sejenak mendengarkannya. Ada juga miniatur muka bumi dengan aliran sungai di tengah hutan, perbaduan harmoni dan keseimbangan antara manusia dan alam.

Memandang stand-stand pameran itu, sangat menyenangkan, sejenak mengobat kerinduaan akan nuansa pedesaan.

Alam tawarkan kesejukan
Perbaduan harmoni keindahan
Hadiahkan berbagai penghidupan



****JkT****

Thursday, May 03, 2007

satu senyuman


satu senyuman
untuk bertahan
tapaki perjalanan

satu senyuman
memberi ketegaran
dalam kelelahan

satu senyuman
hadirkan pengharapan
dalam kebisuan

satu senyuman
hadirkan ketenangan
di setiap detik kehidupan

***
keep smiling forever.....

Tuesday, May 01, 2007

wangi

wangi bunga
merasuk di jiwa
kadang kelopaknya melayu
jatuh berguguran
tapi kuncup-kuncupnya
kan kembali mekar
di taman hati
mekar bersemi